Contoh-contoh Pertanyaan Umum dalam Wawancara

Di bawah ini diberikan daftar pertanyaan umum yang dapat menggali 12 aspek seperti berikut ini.
1. Motivasi

Pertanyaan yang dapat menggali aspek motivasi antara lain :

1. Mengapa anda memutuskan untuk melamar pekerjaan di perusahaan ini ?
2. Apa yang membuat anda menjadi tertarik dengan perusahaan ini ?
3. Tanggung jawab apa yang anda anggap penting dalam pekerjaan ?
4. Tantangan apa yang anda cari dalam pekerjaan ?
5. Sebutkan dua hal yang memotivasi anda dalam bekerja.
6. Apa yang dapat memotivasi anda dalam kehidupan pribadi anda ?
7. Apa yang dapat memotivasi anda dalam menyelesaikan tugas yang sulit ?
8. Apa yang dapat memotivasi anda agar menjadi sukses dalam pekerjaan ?
9. Apa alasan anda keluar dari perusahaan sebelumnya ?
10. Apa yang membuat anda keluar dari perusahaan sebelumnya ?
11. Selama perjalanan karir anda, posisi mana yang paling anda sukai ?
12. Mengapa anda ingin mengubah karir ? (bila yang bersangkutan berpindah profesi/karir)
13. Apa arti bekerja bagi anda ?

2. ............


2. Ketahanan Terhadap Tekanan (Stres)

Pertanyaan yang dapat menggali aspek ketahanan terhadap tekanan/stres antara lain :

1. Apakah anda dapat bekerja di bawah tekanan ?
2. Pernahkan anda bekerja di bawah tekanan ? Ceritakan bagaimana anda menyikapinya?
3. Dalam lingkungan kerja seperti apa anda merasa nyaman ? (Terstruktur atau tidak ?)
4. Seandainya ada konsumen yang marah karena hal yang bukan dilakukan anda, bagaimana anda menyikapinya ?
5. Bagaimana anda menyikapi kritik yang diberikan kepada anda ?
6. Seandainya anda mendapatkan pekerjaan yang tidak anda harapkan, apa yang akan anda lakukan ?
7. Apa yang anda anggap sebagai hal yang berat untuk dilakukan dalam pekerjaan ?
8. Seandainya anda dihadapkan dengan dua tugas yang harus diselesaikan pada saat yang bersamaan, apa yang akan anda lakukan ?
9. Masalah terbesar apa yang pernah anda hadapi ? Bagaimana anda mengatasinya ?

3. Inisiatif

Pertanyaan yang dapat menggali aspek inisiatif antara lain :

1. Apa yang anda ketahui tentang perusahaan ini ? Dan darimana serta bagaimana anda mengetahuinya ?
2. Kriteria apa yang anda gunakan untuk mengevaluasi perusahaan yang anda harapkan menjadi tempat kerja anda ?
3. Ceritakan mengenai pendidikan dan pelatihan yang pernah anda ikuti.
4. Bagaimana anda mendapatkan pekerjaan selama ini ? (Apakah melalui iklan, referensi, dsb) - untuk yang sudah pernah bekerja.

4. Sikap kerja

Pertanyaan yang dapat menggali aspek sikap kerja antara lain :

1. Seandainya anda ditempatkan di cabang perusahaan yang jauh dari lokasi anda, bagaimana anda menyikapinya ?
2. Seandainya ada pengalihan tanggung jawab pada pekerjaan yang anda pegang, bagaimana anda menyikapinya ?
3. Ceritakan mengenai pengalaman kerja anda. (untuk yang sudah bekerja)
4. Apa tanggung jawab anda pada posisi tersebut ? (untuk yang sudah bekerja)

5. Kepercayaan Diri

Pertanyaan yang dapat menggali aspek kepercayaan diri antara lain :

1. Menurut anda, apa definisi/arti kesuksesan ? Dan seberapa besar pengaruhnya bagi anda ?
2. Menurut anda, apa definisi/arti kegagalan ? Dan seberapa besar pengaruhnya bagi anda ?
3. Jelaskan ukuran/standar kesuksesan bagi anda.
4. Pekerjaan apa yang telah anda selesaikan dengan sukses ?
5. Apa peran anda dalam kesuksesan tersebut ?
6. Bagaimana anda memandang diri sendiri saat ini ? Apakah sudah sukses ?

6. Kemampuan Berpikir Analitis

Termasuk di dalam kemampuan berpikir analitis adalah "Kemampuan Memecahkan Masalah" (problem solving) dan "Kemampuan Membuat Keputusan" (decision making).

Pertanyaan yang dapat menggali aspek kemampuan berpikir analitis antara lain :

1. Masalah tersulit apa yang pernah anda alami ? Apa yang anda lakukan ? Bagaimana penyelesaiannya ?
2. Hambatan atau kendala apa yang ditemukan selama kuliah atau belajar ? Bagaimana cara mengatasinya ?
3. Ceritakan mengenai persoalan yang pernah anda pecahkan.
4. Ceritakan situasi dimana anda pernah memiliki masalah dengan pengambilan keputusan.
5. Ceritakan dimana anda harus membuat suatu keputusan.
6. Ceritakan bagaimana anda pernah memecahkan masalah yang sulit.
7. Ceritakan mengenai permasalahan yang paling sering anda hadapi dalam pekerjaan.
8. Apakah anda pernah menyelesaikan suatu permasalahan bersama-sama rekan ? Apa peran anda dalam menyelesaikan masalah tersebut ?
9. Apakah anda pernah diminta untuk menyelesaikan beberapa tugas dalam suatu waktu ? Apa yang anda lakukan ?
10. Bagaimana anda menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul tiba-tiba ?
11. Bagaimana anda mengidentifikasikan kedatangan suatu masalah ?
12. Bagaimana anda membuat suatu keputusan penting ?
13. Bagaimana anda memecahkan masalah ?
14. Dalam situasi atau kondisi seperti apa, anda memiliki kemungkinan paling besar untuk berbuat kesalahan ?
15. Keputusan apa yang terasa sulit bagi anda ? Berikan Contohnya !
16. Menurut anda, faktor apa yang paling menentukan suksesnya seseorang ?
17. Apa yang anda lakukan saat dihadapkan dengan pengambilan keputusan yang penting ?
18. Apa yang anda lakukan saat kesulitan atau tidak dapat memecahkan persoalan yang anda hadapi ?
19. Keputusan tersulit apa yang telah anda buat selama tiga tahun terakhir ?
20. Kapan anda memutuskan untuk berhenti berusaha memecahkan suatu persoalan yang sulit ?

7. Kemampuan Pencapaian Keberhasilan (Achievement)

Pertanyaan yang dapat menggali aspek kemampuan pencapaian keberhasilan antara lain :

1. Apakah anda senang mengerjakan pekerjaan/proyek yang sulit ?
2. Apakah anda mempunyai prestasi yang dibanggakan ? Ceritakan !
3. Apakah anda memiliki inisiatif ? Bagaimana anda menunjukkan hal tersebut ? Ceritakan satu contoh inisiatif yang telah anda ambil.
4. Apakah anda pernah menyelesaikan persoalan yang sulit ? Atau yang sebelumnya anda pikir tidak dapat anda selesaikan ?
5. Bagaimana anda menunjukkan keinginan (willingness) untuk bekerja ?
6. Sebutkan prestasi yang pernah anda capai dalam pekerjaan atau masa kuliah/sekolah !
7. Sebutkan lima pencapaian terbesar dalam hidup anda !
8. Apa kegagalan terbesar yang pernah anda alami ? Kekecewaan apa yang anda alami ?
9. Bagaimana anda mengatasi perasaan tersebut ? Dan mengatasi kegagalan tersebut ?
10. Hal atau lingkungan seperti apa yang paling mendorong anda dalam bekerja ?
11. Menurut anda, apa tantangan terbesar dalam pekerjaan ?
12. Sebutkan bagian dari pekerjaan yang paling menantang dan yang paling tidak menantang.
13. Apakah anda termasuk orang yang berani dalam mengambil risiko ?
14. Berdasarkan pengalaman anda, ceritakan secara rinci dalam hal apa anda mengambil risiko untuk menyelesaikan suatu tugas ?
15. Mengapa anda mengambil risiko tersebut ?
16. Risiko apa yang anda hadapi saat mengajukan suatu usulan ?
17. Prestasi apa yang pernah anda dapatkan di sekolah yang tidak dapat anda lupakan ?
18. Prestasi apa yang pernah anda capai dalam bekerja yang mendapatkan penghargaan dari pimpinan atau perusahaan ? (baik penghargaan lisan ataupun penghargaan tertulis atau materi).

8. Aspirasi Diri

Pertanyaan yang dapat menggali aspek aspirasi diri antara lain :

1. Mata kuliah (mata pelajaran) apa yang paling anda senangi ? Mata kuliah (mata pelajaran) apa yang paling anda tidak senangi ? Kenapa ?
2. Apa cita-cita anda ketika lulus sekolah ? Ketika lulus kuliah ?
3. Apakah anda berniat melanjutkan sekolah ? Berniat melanjutkan kuliah ?
4. Menurut anda, apakah nilai anda merupakan indikasi terbaik untuk hasil akademik anda ?
5. Kenapa kami harus memilih anda ?
6. Bisakah anda menyebutkan lima kelebihan dan lima kekurangan anda ?
7. Bagaimana pendapat anda mengenai perusahaan ini ?

9. Kelemahan Diri

Pertanyaan yang dapat menggali aspek kelemahan diri antara lain :

1. Apakah anda telah mencapai semua target yang telah anda tetapkan ? Bila tidak, mengapa ?
2. Bagaimana anda mengatasi kegagalan dalam pencapaian target tersebut ?
3. Kelemahan apa yang muncul saat anda dihadapkan pada tugas yang sulit ?

10. Sosialisasi

Pertanyaan yang dapat menggali aspek sosialisasi antara lain :

1. Ceritakan kegiatan anda di waktu senggang.
2. Kegiatan apa yang anda ikuti di lingkungan anda ?
3. Seandainya anda menjadi anggota suatu organisasi, maka kegiatan apa dan peran apa yang akan anda lakukan dalam organisasi tersebut ?
4. Selain belajar, kegiatan apa saja yang anda ikuti saat masih kuliah atau sekolah ? Posisi apa yang anda pegang ?

11. Kemandirian

Pertanyaan yang dapat menggali aspek kemandirian antara lain :

1. Ceritakan keputusan-keputusan penting dalam hidup anda, yang anda anggap sebagai keputusan anda sendiri. Juga ceritakan keputusan penting yang anda anggap bukan keputusan anda sendiri.
2. Mengapa anda memilih jurusan .... ?
3. Dalam pengambilan suatu keputusan, siapa yang berpengaruh dalam diri anda ?
4. Dalam hal-hal apa saja orang-orang tersebut anda sertakan ?

12. Kepemimpinan

Pertanyaan yang dapat menggali aspek kepemimpinan antara lain :

1. Sebutkan kepribadian yang anda miliki yang mencerminkan kemampuan memimpin.
2. Menurut anda, kualitas apa yang dibutuhkan seorang pemimpin ?
3. Apa yang paling menjadi tantangan bagi seorang pemimpin ?
4. Bagaimana cara anda mendelegasikan suatu tanggung jawab ?
5. Apakah anda membutuhka pengawas dalam bekerja ?
6. Bagaimana cara anda membuat suatu rencana kerja ?
7. Bagaimana cara anda memberikan teguran atau mendisiplinkan bawahan anda ?
8. Seandainya ada bawahan anda yang melanggar aturan perusahaan, bagaimana anda menghadapinya ?
9. Atasan seperti apa yang anda harapkan ?
10. Seandainya anda kelebihan beban kerja, apa yang akan anda lakukan ?
11. Bagaimana cara anda untuk memotivasi sesorang ?
12. Atasan seperti apa yang menurut anda sulit untuk diajak kerja sama ?
13. Bawahan seperti apa yang menurut anda sulit untuk diajak kerja sama ?
14. Atasan seperti apa yang menurut anda tidak adil ?
15. Seandainya anda membuat suatu kebijakan, kemudian bawahan anda banyak yang menentangnya, bagaimana anda mengatasinya ?


Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.




Bagaimana Perusahaan Merekrut Pelamar

Tulisan di bawah bisa menjadi bahan pertimbangan jika anda ingin melamar sebagai seorang wartawan. Bagaimana perusahaan media bisa menerima anda sebagai calon seorang wartawan ?

Bagaimana Cara Merekrut Wartawan?

oleh : andreasharsono

Selama tiga atau empat tahun ini, saya sering bicara dengan redaktur
media, yang mengeluh karena wartawan mereka banyak yang tak bisa
menulis.

Jakob Oetama, orang nomor satu Kelompok Kompas Gramedia, bilang
bahwa wartawan Kompas banyak yang belum bisa menulis. Goenawan
Mohamad dari Grafiti Pers, yang menguasai kelompok Tempo dan Jawa
Pos, mengatakan ia tak pernah punya "lebih dari 10 orang penulis" di
majalah Tempo.
Bagaimana sih mencari dan merekrut wartawan baru yang kelak terbukti
bisa bikin reportase dan penulisan bagus?


Saya kebetulan bertemu Wendel "Sonny" Rawls Jr., mantan wartawan dan
redaktur The Philadelphia Inquirer, The New York Times serta The
Atlanta Journal, tentang bagaimana cara mencari reporter. Sonny
terkenal bertangan dingin dalam mencari dan mendidik wartawan muda.

Kami bertemu di Hotel Renaissanche Chancery Court di London,
mengobrol panjang-lebar, lalu saya minta izin mengutip omongannya
Rabu lalu.

Sonny misalnya, merekrut James Newton sebagai reporter The Atlanta
Constitution. Sekarang Newton redaktur The Los Angeles Times. James
Newton diperkirakan bakal jadi "James Reston" --kolumnis legendaris
di Washington DC pada zaman Perang Dunia II.

Sonny juga menulis buku Cold Storage (1980) tentang orang gila dan
rumah sakit jiwa. Ia mengerti psikologi. Ia juga mengerti banyak
soal kriminalitas. Sonny menulis naskah film seri Law & Order.

Sonny juga partner wartawan legendaris Bill Kovach di The New York
Times dan The Atlanta Constitution. Sonny adalah orang yang membantu
Kovach mengurus keperluan rumah tangga dan operasi suratkabar.

Bagaimana cara merekrut wartawan?

Menurut Sonny, ia biasa minta wartawan yang melamar ke tempatnya
untuk mengirim 10 contoh laporan. Ia minta news stories, bukan
feature, baik dengan struktur piramida terbalik atau piramida (Sonny
paling suka dengan struktur piramida).

"Saya baca lead dulu dan tiga alinea pertama. Apakah beres atau
tidak? Kalau beres, mudah dicerna, jelas, jernih, saya akan baca the
end of the stories."

Ini penting untuk mengetahui apakah si pelamar bisa menghubungkan
lead dengan ending laporannya. Sonny bisa menilai kemampuan logika
si pelamar dari hubungan awal-akhir ini.

"I want to know whether they have really have strong understanding,"
katanya.

Bila tidak sambung, bila tak jernih, ia memutuskan menolak si
pelamar. Bila sambung, maka Sonny akan membaca semua naskah, dari
alinea awal hingga akhir, semua 10 laporan itu. Bila laporannya baik
atau menjanjikan, maka Sonny akan mewawancarai si pelamar.

Sonny menyebut nama-nama wartawan yang pernah diwawancarainya,
bagaimana mereka membangun karir, mula-mula di tempat Sonny namun
pindah ke media lain. Ia juga tahu bagaimana orang macam James
Newton tak menarik buat redaktur lain --bahkan mulanya ditolak The
Los Angeles Times-- tapi tidak bagi Sonny.

"James is not a selling person. Dia tidak bisa menawarkan dirinya
dengan baik," kata Sonny.

Charles Lewis, mantan wartawan CBS dan pendiri Center for Public
Integrity di Washington DC, mengatakan, "Sonny Rawls is a legend."

Sonny mampu memotivasi reporter. Sonny sendiri pernah mendapat
Pulitzer Prize pada 1977. Ketika memegang ruang redaksi Atlanta, ia
juga menugaskan wartawan-wartawan meliput macam-macam isu dimana
empat di antaranya dapat Pulitzer.

Bila sudah baca, ia akan mewawancarai si pelamar. Mulai dari karir
mereka serta kehidupan mereka.

"What kind of books they read?"

"What they do when they're not working?"

Saya tanya kenapa kegemaran orang pun ditanyanya.

Apa makna seorang wartawan yang suka memancing misalnya?

Menurut Sonny, pemancing artinya orang yang "kontemplatif." Ia orang
yang suka berpikir dengan dalam.

Tapi Sonny tak suka dengan wartawan yang merokok dengan pipa. "Too
slow thinking," katanya, menirukan gaya orang mengisap pipa.

Contohnya?

Sonny menunjuk Max Frankel, mantan redaktur eksekutif The New York
Times, yang mengepalai biro Washington harian The New York Times
pada awal 1970-an. Frankel memang perokok pipa.

Frankel terkenal gara-gara ia kalah dalam liputan skandal Watergate
dari harian The Washington Post dengan duet Bob Woodward dan Carl
Bernstein. Presiden Richard Nixon akhirnya mundur gara-gara
Watergate.

"Ben Bradlee tidak merokok pipa," kata Sonny, merujuk pada redaktur
eksekutif The Washington Post. Bradlee memimpin Woodward dan
Bernstein untuk mendalami Watergate.

"Frankel bekerja pelan sekali. Kami dihajar habis-habisan oleh
Bradlee," kata Sonny.

Saya ingat bahwa di Jakarta maupun kota-kota lain, kebanyakan media
besar melakukan seleksi wartawan lewat tes psikologi dan melibatkan
orang-orang personalia (lebih dulu) sebelum segelintir yang lolos
diwawancarai para redaktur. Menariknya, proses lamaran sering kali
tanpa melibatkan tulisan si pelamar. Lebih sering malah tes
psikologi.

Sonny tak peduli dengan tes psikologi. Ia bilang media bermutu macam
The New York Times atau The New Yorker belum pernah pakai tes
psikologi. Wartawan harus dites lewat tulisannya. Beberapa media
lain, misalnya The Philadephia Inquirer, memakai tes psikologi.
Sonny tak keberatan dengan tes ini namun ia juga tak peduli.

Menurut Sonny, mencari wartawan adalah seni. Ia harus dilakukan
sendiri oleh redaktur-redaktur puncak media bersangkutan. Mereka
harus tajam mencari wartawan muda yang berbakat. Tulisan adalah
utama.

Ketika bekerja dengan Kovach, entah Kovach atau Sonny sendiri yang
melakukan rekrutmen. Kalau ada lowongan, mereka tak memasang
pengumuman, tapi melakukan talent scouting di media kecil.

Saya senang bicara dengan Sonny. Saya kira cara-cara ini bisa
dipakai sebagai bahan perbandingan di Jakarta. Di kalangan media
Jakarta, jarang sekali ada lowongan pekerjaan yang minta si pelamar
mengirim contoh tulisan. Kebanyakan yang diminta Indek Prestasi 2.75
bahkan 3 (padahal semua universitas kita jelek) atau bisa bahasa
Inggris (saya setuju).

Nurman Jalinus dari Bisnis Indonesia pernah bilang bahwa sekali kita
salah rekrut, maka seumur hidup kita harus membayari gaji seseorang
yang tak bisa menulis dan tak banyak berguna untuk ruang redaksi
kita.

Bagaimana bisa mendapat wartawan yang bisa menulis ketika
rekrutmennya tanpa tulisan?

Saya kira mungkin sudah saatnya cara rekrutmen diganti.


Andreas Harsono

Tips: Memancing Panggilan Wawancara Lewat Resume

SABAN pagi hari, di Jalan Asia Afrika, Bandung, sebuah papan pengumuman di salah satu trotoar selalu dikerubungi banyak orang. Di papan itu tertempel lembaran-lembaran koran lokal yang memuat iklan lowongan pekerjaan.

Belasan orang yang berkerumun itu dengan serius membaca satu per satu setiap iklan, lalu mencatat lowongan yang mereka minati.

"Resume yang menarik sangat memungkinkan seorang pelamar untuk mendapat panggilan wawancara kerja," ujar Alia Gemala dari Alamcvpro, Professional Resume Consultant.

Alia menyarankan, surat lamaran yang dikirim pelamar sebaiknya berbentuk resume (ikhtisar mengenai data diri) ketimbang curriculum vitae (riwayat hidup). Hal itu dengan catatan tidak ada permintaan khusus dari penyelenggara pekerjaan. Pertimbangannya, resume hanya perlu memuat informasi yang berhubungan dengan keprofesionalan seseorang. Sementara CV menuntut pemuatan informasi personal yang tak ada hubungan langsung dengan keprofesionalan.

Kelebihan lainnya, resume maksimal dua halaman, sementara CV bisa berlembar-lembar, bahkan sepuluh halaman. "Padahal asumsinya, penyelenggara pekerjaan harus membaca banyak lamaran yang masuk sehingga hanya punya waktu sedikit untuk membaca setiap detail lamaran yang datang," imbuh Alia.

Prinsip dasar resume adalah menyajikan informasi yang jelas, ringkas, dengan format yang rapi. Informasi yang jelas dan ringkas dapat diwujudkan jika pelamar hanya memuat informasi yang berhubungan dengan keprofesionalan seseorang.

Informasi yang tidak berhubungan dengan keprofesionalan adalah informasi yang cenderung personal, seperti status perkawinan, jumlah anak, agama, golongan darah, serta nama sekolah sejak taman kanak-kanak.

"Informasi yang cenderung personal seperti itu memang sebaiknya tidak dicantumkan. Sebab, keterangan semacam itu bisa memancing anggapan-anggapan tertentu yang bisa kurang menguntungkan pelamar. Sementara untuk mengetahui kualitas pelamar yang lebih dalam kan melalui wawancara. Anggapan negatif bisa menyempitkan peluang pelamar memperoleh wawancara," ujar Amir Basuki dari Alamcvpro menambahkan.

Amir mencontohkan, keterangan status pernikahan, misalnya, peluangnya mudah dipersepsikan negatif bagi penyelenggara pekerjaan yang menuntut pekerjanya bermobilitas tinggi. Ada peluang penyelenggara pekerjaan berpikir orang yang telah menikah, terlebih pekerja perempuan, sulit untuk beradaptasi jika pekerjaannya harus sering ke luar kota.

Pelamar yang merasa punya kualifikasi keprofesionalan yang baik, meski sudah menikah, bagaimanapun berhak untuk mendapat peluang dinilai lebih jauh melalui wawancara langsung. Bukan semata dinilai dari keterangan pada resume dan surat lamarannya.

"Melalui resume pancinglah penyelenggara kerja untuk ingin tahu lebih jauh mengenai diri kita melalui wawancara. Jika saat wawancara ditanya status perkawinan, ya jawab sejujurnya. Namun, jangan muat itu dalam resume sebab itu memberi peluang penyelenggara kerja yang berpersepsi negatif dan urung memanggil kita untuk wawancara," papar Amir.

ALIA menegaskan, pelamar jangan terjebak untuk menampilkan resume semenarik mungkin hanya dengan membuat format yang menarik tetapi mengabaikan isi. Mengorganisasi informasi diri adalah hal penting yang harus mendapat perhatian pelamar. Seorang pelamar sebisa mungkin bisa menonjolkan potensi dirinya, misalnya melalui pencapaian-pencapaian (accomplishment) yang pernah mereka perbuat.

"Seorang pelamar kerap kali terlupakan menyajikan accomplishment mereka, tetapi hanya menjabarkan responsibility (tanggung jawab) pada pekerjaan mereka sebelumnya. Padahal, accomplishment bisa menjadi semacam garansi bahwa si pelamar ini dapat bekerja baik dalam berbagai situasi," kata Alia.

Pelamar yang sudah pernah bekerja kerap kali hanya memuat soal tanggung jawab apa saja yang pernah mereka pegang di tempat bekerja sebelumnya. Namun, mereka "lupa" mencantumkan bagaimana pencapaian yang bisa mereka raih berdasarkan tanggung jawab tersebut. Pencapaian atau prestasi bisa juga berarti seseorang dapat menyelesaikan pekerjaan melampaui target yang ditetapkan berdasarkan tanggung jawabnya.

"Namun, Anda jangan pula terjebak menuliskan promosi jabatan sebagai bagian dari prestasi atau pencapaian itu. Kalau promosi tersebut ukurannya enggak jelas, bisa saja calon penyelenggara pekerjaan berpikir bahwa promosi itu subyektif. Bisa saja kan, misalnya karena dia pandai melayani bos lamanya," ujar Amir.

Dengan demikian, penyajian prestasi atau pencapaian merupakan hasil kerja yang konkret. Misalnya, seseorang sebagai pekerja penjual (sales) dalam kurun waktu tertentu bisa mencapai angka penjualan suatu produk dua kali lipat dari target yang dibebankan kepadanya.

"Namun, Anda tetap harus jujur . Jika ada suatu proyek yang pernah dijalankannya berhasil, dan itu merupakan kerja tim, sebutkan bahwa kita bagian dari tim tersebut, bukan prestasi individual," tambah Amir.

Pelamar kerja yang belum berpengalaman, misalnya lulusan perguruan tinggi, mencantumkan kegiatan-kegiatan selama masa kuliah tidak ada salahnya. Namun, sebaiknya hanya mencantumkan kegiatan yang sekiranya cukup penting dan ada pencapaian yang berhasil diperolehnya melalui kegiatan tersebut.

"Saya tidak menganjurkan pencantuman berbagai seminar yang pernah diikuti. Itu kurang relevan dan hanya menambah panjang lembar resume saja," kata Amir.

Hal lain yang juga sering kali dilakukan pelamar adalah menuliskan kalimat-kalimat muluk yang tidak terukur dalam surat lamaran. Seperti lazimnya resume dan surat lamaran (cover letter) masa kini ditulis dalam bahasa Inggris. Amir mencontohkan kalimat, having strong managerial skill (memiliki kemampuan manajerial yang kuat). "Apakah kalimat dalam surat lamaran itu ada penjelasan di dalam resumenya? Terkadang tidak, jadi hanya kalimat-kalimat muluk yang tidak ada ukurannya untuk diketahui penyelenggara kerja saat membaca," ujar Amir.

Dia menekankan, jika pelamar ingin menuliskan deskripsi diri dengan kalimat-kalimat "tinggi", sebaiknya juga menyertakan bukti konkret dan relevan dalam resume.

"Kalimat-kalimat muluk itu kerap kali muncul mungkin juga karena pelamar, khususnya lulusan baru, mencontoh dari surat lamaran orang lain. Itu sangat tidak disarankan sebab setiap orang unik dengan segala potensi dan kekurangannya," tandas Amir.

SECRETARY (CODE SEC)

URGENTLY REQUIRED
PT. BHISMA SAKTIJAYA, a member of SAC GROUP as authorized distributors of valve, control valve, solenoid valve, thermoplastic valve, pipe & fittings product, actuator, positioner and accessories in Oil & Gas, Petrochemical, Pulp & Paper, Power Plant, Mining, Chemical, HVAC, Water/Wastewater Treatment, Food Process, OEM, General industries and related EPC Contractor.
Due to our rapid expanding growth, we are seeking for intelligent, highly motivated and good interpersonal individual skill that ready to take new challenge for position :
SECRETARY

Requirements
  • Female, max 25 years old.
  • Diploma majoring in Secretarial from Widya Mandala, Ubaya & Petra graduated is preferable.
  • Computer literate, good command in English (both oral and written) & Mandarin will be prioritized.
  • Attractive, good personality & communication skill.
  • Organized, efficient, methodical in secretarial duty.
  • Managing company business meeting, appointment & presentation.
  • Travel / accommodation assistance including ticketing, reservation, etc.
  • Having minimum 1 year working experience in same field.
Please send your application letter, CV & recent photograph, working experience, stating expected salary and date availability and indicate position code to :

PT. BHISMA SAKTIJAYA
Komplek Mega Galaxy
Jl. Kertajaya Indah Timur 16C/22-24
Surabaya, 60117
Telp : 031-5915585 Fax : 031-5997409

STAF MIS (Bagian Support)

STAF MIS (Bagian Suppot) - BANDUNG

Kualifikasi :

- Pria, maks 25 thn
- Pendidikan D3 Tehnik Informatika atau Tehnik Elektro (Lebih Diutamakan)
- Pengalaman min 1 thn di bidang yg sama
- Memahami trouble shoot PC, server & networking
- Menguasai Windows NT/2000/XP
- Menguasai Windows Server 2000/2003
- Pengalaman menggunakan Linux (lebih disukai)
- Bersedia ditempatkan di Bandung

If you qualified, please send your cv & recent photo email to :

jobs@polyfilatex.com

or send your application letter to :

PO BOX 1204 BDG 40012

Software Sales Technician (SST)

Requirements:
  • Memiliki keahlian di bidang software dan game tester.
  • Mengerti tentang sistem operasi berbasis Linux / Windows.
  • Sanggup bekerja dibawah tekanan dan berorientasi pada target.
  • Menyukai tantangan dan hal-hal yang berhubungan dengan IT , kreatif, dan energik.
  • Memiliki keterampilan komunikasi, sales, energik, dan motivasi tinggi.
  • Berpenampilan menarik, tinggi minimal 155 cm / berat badan ideal.
  • Pendidikan minimal D3 / S1 semua jurusan, IPK min 2,75.

Persyaratan Umum:


  • Mempunyai interpersonal skill yang baik dan fast-learner, dan berbadan sehat.
  • Terbuka bagi yang baru lulus, pengalaman 2 tahun lebih diutamakan.
  • Ramah, ulet, jujur, rajin, dapat berkomunikasi dengan baik, bertanggungjawab, teliti, rapi, terampil, disiplin, profesional, dan loyal.
  • Pria / Wanita, usia max 28 tahun.
  • Gaji sampai Rp 25 juta per tahun.

Kirimkan surat lamaran, CV, copy ijazah terakhir, berikut pas foto terbaru, serta mencantumkan kode lamaran pada subject ke alamat email : monicayunita@gmail.com

Instruktur Networking (N)

Kualifikasi Umum :
  • Pendidikan minimal lulus D3 atau kuliah S1 Semester Terakhir / Sedang Skripsi.
  • Mempunyai pengalaman sebagai pengajar.
  • Mampu berkomunikasi dengan baik.
  • Mempunyai kemampuan self learning yang baik.
Kualifikasi Khusus Bidang Keahlian :

  • Memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang konsep dan perancangan jaringan.
  • Memiliki pengalaman dalam pembangunan jaringan komputer dan internet.
  • Menguasai salah satu / lebih sistem operasi : Windows / Linux.

Aplikasi lamaran dapat dikirimkan melalui dua cara, sebagai berikut :

  • Melalui Email. Baca ketentuan tersebut di atas dan download template Aplikasi Lamaran di http://www.binuscenter.com/recruitment , dan kirimkan ke alamat email recruitment@binuscenter.com. Cara penulisan file yang dikirimkan : nama-kodepeminatan-kode penempatan, contoh : Budi-D-KG. Kode: Jakarta dan sekitarnya – Syahdan/Kemanggisan (SY), Kedoya (KD), Grogol (GR), Kelapa Gading (KG), Bintaro (BR), Pondok Gede (PG), Depok (DP), Serpong (BSD), Raden Saleh/Salemba (RS) dan Luar Jakarta – Padang (PD), Medan (MD), Denpasar (TU), Palembang (PB), dan Semarang (SM), Bandung (BD).
  • Melalui Pos, dengan mencantumkan nama-kode peminatan-kode penempatan di kiri atas amplop, kirimkan Surat Lamaran dan CV (Template CV dapat didownload sesuai link tersebut di atas) ke alamat :
  • BINUS CENTER HEAD OFFICE
    Jl. KH Syahdan No. 20
    Kemanggisan – Palmerah
    Jakarta – 11480


    Lamaran diterima paling lambat tanggal 29 Desember 2007

    STAFF DATA ENTRY

    Dengan kualifikasi sebagai berikut:
    - Pria / Wanita, usia 20 - 45 tahun
    - Pendidikan minimal Diploma
    - Kemampuan berbahasa Inggris lisan / tertulis merupakan nilai tambah
    - Pengalaman kerja dalam manufacturing industry merupakan nilai tambah
    - Dapat mengoperasikan komputer dengan baik
    - Kepribadian yang baik, jujur dan rapi

    Kirimkan aplikasi lamaran dan daftar riwayat hidup terbaru, disertai
    pas foto, tertuju kepada:
    Mrs. Gladysh Francisca
    Divisi Personalia - PT. MITRA MANDIRI SEJATI
    mitra.mandiri_hrd@yahoo.com


    Graphic Designer

    Requirements:

    * University graduate or relevant qualifications/experience
    * Computer literate (Macintosh, Corel, Photoshop, Freehand, PowerPoint)
    * Having min 2 or more years experience in publishing, layout / design and editing
    * Able to communicate easily in spoken and written English
    * Experience with web design
    * Having good logic & analytical ability, strong interpersonal and communication skill
    * Hard working person, self motivated & pressure persistent

    If you think that you have qualifications such as above, please send your application enclosed with curriculum vitae and recent photograph to email : reynaldi@vision.co.id

    Only Candidates who meet the requirement will be invited for interview

    Instruktur Komputer di Sekolah (BCEP)

    Kualifikasi Umum :
    • Pendidikan minimal lulus D3 atau kuliah S1 Semester Terakhir / Sedang Skripsi.
    • Mempunyai pengalaman sebagai pengajar.
    • Mampu berkomunikasi dengan baik.
    • Mempunyai kemampuan self learning yang baik.
    Kualifikasi Khusus Bidang Keahlian :

    • Menguasai software Microsoft Office dengan sangat baik.
    • Mampu menggunakan seluruh fasilitas internet dengan baik.
    • Menguasai salah satu / lebih software : Dreamweaver / Corel Draw / Adobe Photoshop / Macromedia Flash / C++ / Microsoft Access / Visual Basic / MYOB / ASP / Microsoft Publisher.

    Aplikasi lamaran dapat dikirimkan melalui dua cara, sebagai berikut :
  • Melalui Email. Baca ketentuan tersebut di atas dan download template Aplikasi Lamaran di http://www.binuscenter.com/recruitment , dan kirimkan ke alamat email recruitment@binuscenter.com. Cara penulisan file yang dikirimkan : nama-kodepeminatan-kode penempatan, contoh : Budi-D-KG. Kode: Jakarta dan sekitarnya – Syahdan/Kemanggisan (SY), Kedoya (KD), Grogol (GR), Kelapa Gading (KG), Bintaro (BR), Pondok Gede (PG), Depok (DP), Serpong (BSD), Raden Saleh/Salemba (RS) dan Luar Jakarta – Padang (PD), Medan (MD), Denpasar (TU), Palembang (PB), dan Semarang (SM), Bandung (BD).
  • Melalui Pos, dengan mencantumkan nama-kode peminatan-kode penempatan di kiri atas amplop, kirimkan Surat Lamaran dan CV (Template CV dapat didownload sesuai link tersebut di atas) ke alamat :
  • BINUS CENTER HEAD OFFICE
    Jl. KH Syahdan No. 20
    Kemanggisan – Palmerah
    Jakarta – 11480


    Lamaran diterima paling lambat tanggal 29 Desember 2007

    Mitos Tentang Surat Lamaran Kerja

    Mitos 1 : Surat lamaran yang baik beserta design-nya akan mendapatkan pekerjaannya

    Surat lamaran dan isinya tidak membuat anda diterima tapi dapat menjadi iklan bagi anda untuk menjalani wawancara. Surat lamaran seharusnya tidak menceritakan tentang diri anda terlalu banyak sehingga pihak yang membuka lowongan dapat membuat keputusan perekrutan. Surat seharusnya sederhana dan memikat pembacanya untuk ingin melihat anda.


    Mitos 2 : Pelamar harus punya latar pendidikan terbaik, kemampuan dan pengalaman untuk selalu mendapatkan posisi yang ditawarkan.

    Banyak faktor berkaitan dengan keputusan perekrutan. Pendidikan, kemampuan, usia, ketangkasan kerja hanya beberapa kriteria perekrutan. Majikan atau pihak perusahaan akan mewawancarai anda karena mereka ingin melihat anda – bagaiamana penampilan anda, interaksi, dan kesesuaian anda dengan organisasi mereka.

    Studi terbaru Yale University melaporkan bahwa 15% alasan seseorang menjadi sukses itu berhubungan dengan kemampuan teknis dan pengetahuan. Namun 85% alasan utama kesuksesan adalah dari kemampuan personal orang itu, yaitu : sikap, perilaku, antusiasme, disiplin diri, gairah kerja dan ambisi.

    Inilah mengapa seorang pelamar dengan kualifikasi terbaik diatas kertas seringkali justru tidak mendapatkan posisi yang ditawarkan.

    Mitos 3 : Anda dapat rencanakan semua yang anda inginkan, namun untuk mendapat kerja sesungguhnya berhubungan dengan keberuntungan, atau siapa yang kamu kenal, atau berada di tempat yang benar pada saat yang tepat.

    Keberuntungan adalah apa yang terjadi pada orang yang mempunyai tujuan jelas dan juga detail rencana tindakan.

    Mitos 4 : Perekrut akan menghargai lamaran yang panjang karena itu memberikan mereka lebih banyak informasi dan menghemat waktu wawancara

    Kebanyakan lamaran mendapat waktu 30-40 detik saja untuk dilihat. Anda harus dapat mengkomunikasikannya dengan jelas, tepat waktu dan menunjukkan wilayah kompetensi anda. Jarang sekali perekrut mempunyai alasan untuk membaca lamaran yang panjangnya dua halaman.

    Mitos 5 : Selalu meletakkan besar penghasilan yang anda inginkan dalam lamaran

    Ini hanya berlaku untuk diri anda. Apakah tinggi atau rendah gaji tidak mempunyai nilai positif terhadap lamaran. Gaji selalu dinegosiasikan setelah pihak perusahaan memutuskan bahwa anda adalah orang yang tepat bagi pekerjaan yang ditawarkan.

    Mitos 6 : Anda sebaiknya selalu menutup surat lamaran dengan kata-kata : “Saya menanti kabar dari anda”.

    Jangan pernah menulis demikian! bahkan disaat seorang pelamar yang merasa rendah karena tidak bekerja dan mengharapkan perekrut untuk mengambil inisiatif. Ini adalah sesuatu yang tidak realistis. Ingat, anda sendiri yang harus mengambil inisiatif. Tetapkan kapan anda akan melakukan follow up. Anda bisa menuliskan demikian :

    ”Saya akan menghubungi bapak pada Kamis pagi berkenaan dengan pertanyaan yang mungkin akan bapak sampaikan atau untuk kita bisa mengadakan pertemuan pribadi”

    Ini mungkin kedengarannya seperti memaksa atau berlaku terlalu tegas, dan mungkin saja memang demikian. Namun apa yang anda inginkan adalah tindakan!. Jerih payah anda akan terbayar.

    Mitos 7 : Semakin banyak lamaran yang anda kirim, semakin besar kesempatan anda untuk mendapatkan kerja

    Tidak perlu demikian. 30-40 surat lamaran yang dikombinasikan dengan pendahuluan yng berkualitas, cover surat yang baik serta follow up telepon akan lebih efektif dibandingkan 1000 surat lamaran yang dikirimkan secara tunggal tanpa tindakan susulan apa-apa.

    Mitos 8 : Sekali saja anda mengirimkan surat lamaran, sisanya menunggu

    Jika anda tidak mengambil tindakan maka anda sepertinya tidak akan mendapatkan hasil. Selalu lakukan follow up dengan telepon.

    “Kamu dapat melakukan apa saja jika kamu mempunyai antusiasme. Antusiasme adalah ragi yang membuat harapan kamu melambung hingga ke awan-awan. Antusiasme adalah ledakan di matamu, ayunan gaya berjalanmu, genggaman tangan, sentakan yang tidak akan tertahan dari keinginan dan kekuatan kamu untuk mewujudkan suatu gagasan. Antusiasme adalah petarung dimana terjadi penyelesaian. Tanpanya, hanya akan ada alibi.” – Henry Ford

    Tips Dari Dr. Reynald Khasali

    Menurut Dr.Rheinald Kasali, kebanyakan dari kita tidak punya dasar pengetahuan dalam menulis surat lamaran dan jadinya malah surat lamaran ‘asal jadi’. Padahal di Amerika, malah ada orang-orang yang pekerjaannya khusus membuat surat lamaran!

    Mengapa hal tsb terjadi? Karena surat lamaran itu vital. Dari situlah dapat terbaca seberapa besar minat kita terhadap pekerjaan yang kita lamar. Dan seberapa kompeten kualitas diri kita untuk menduduki posisi tersebut.

    Surat lamaran sebaiknya:

    1. Impresif. Tidak terlalu menyombongkan diri, dan tidak terlalu merendahkan diri.

    2. Menarik minat calon atasan. Begitu dibaca, orang langsung tertarik untuk mengetahui lebih lanjut seperti apakah anda.

    3. Menyebutkan kualifikasi yang diraih.

    4. Mengunakan bahasa yang enak dibaca, ringkas, jelas, dan padat.Hindari pengulangan kalimat tanpa penjelasan, penggunaan kalimat tidak efektif, ejaan yang salah, maupun pengunaan tata bahasa yang buruk.(bila perlu, beli buku yang berisi contoh-contoh surat lamaran).

    5. Hindari mengunakan bahasa Inggris (jika tidak diminta) apabila anda merasa bahwa kemampuan bahasa Inggris anda kurang baik.Daripada ketahuan salahnya, lebih baik gunakan bahasa Indonesia saja.

    6. Cantumkan alasan anda melamar.

    7. Jangan terkesan kotor, gunakan kertas yang bagus, bersih dan rapi, tidak usut, tebal, tidak mudah robek.Hindari tipp-ex.Tinta juga jangan terlalu tipis supaya mudah dibaca.

    8. Menggunakan komputer. Memang ada beberapa perusahan yang meminta agar surat lamaran ditulis dengan tangan.Tetapi jika tidak diminta,lebih baik jika anda mengunakan komputer.Gunkakan pula printer inkjet atau laser.(jangan pulamemakai printer dot matrix). Dengan demikian anda tidak terlihat buta teknologi.

    Tips Menulis Surat Lamaran Kerja

    Banyak perusahaan yang memandang surat lamaran atau cover letter sebagai bagian terpenting dari seluruh dokumen lamaran Anda. Karena itu penting sekali bagi Anda untuk menuliskan surat lamaran yang baik. Berbagai tips di bawah akan membantu Anda.

    1. Kesan Individual

    Jika Anda berencana mengirimkan lamaran ke berbagai perusahaan pastikan Anda menuliskan nama perusahaan yang benar pada surat lamaran Anda.


    Selain itu perlu juga Anda membuat surat lamaran yang ditujukan pada seseorang. Gunakan nama dan jabatan yang spesifik jika mungkin. Secara khusus, untuk surat yang ditujukan pada seorang perempuan, jika Anda tidak mengetahui status pernikahannya, gunakan awalan Ms. Contoh: Ms. Suryanegara.

    Ingat: Di Internet dan di MS Word tersedia banyak template atau contoh surat lamaran. Jangan hanya mengkopi contoh-contoh tersebut. Ubahlah sesuai dengan keperluan Anda.

    2. Singkat dan Padat

    Jangan bertele-tele. Tuliskan surat Anda dengan singkat dan padat. Gunakan bahasa yang mudah. Gunakan kata-kata yang biasa digunakan. Tidak perlu berusaha untuk mengesankan pembaca Anda dengan menggunakan kata-kata yang sulit.

    Ingat: Jangan menulis surat lamaran Anda lebih dari satu halaman. Perusahaan mungkin menerima belasan bahkan ratusan surat lamaran. Surat lamaran yang terlalu panjang tidak efektif.

    3. Rapi dan Bersih

    Sedapat-dapatnya gunakan program komputer untuk menuliskan surat lamaran Anda. Dengan begitu Anda dapat menuliskan surat lamaran yang rapi dan bersih sehingga mudah dibaca.

    Ingat: Hindari menulis surat lamaran dengan tulisan tangan. Hindari menggunakan tip-ex atau sejenisnya dalam surat lamaran Anda.

    4. Isi

    Dalam surat lamaran Anda, ada beberapa hal yang perlu dituliskan:

    * Pembukaan: Sebutkan dimana Anda mendapatkan informasi tentang lowongan kerja tersebut.Contohnya, Anda bisa menyebutkan bahwa Anda mengetahui lowongan kerja tersebut dari iklan di surat kabar, iklan di Internet, atau dari seorang teman Anda.

    * Pekerjaan Anda sekarang: Ceritakan secara singkat posisi dan bidang pekerjaan Anda saat ini. Anda juga perlu menceritakan secara singkat pencapaian utama Anda dalam pekerjaan tersebut. Agar memberikan gambaran yang lebih baik, berikan informasi secara kuantitatif. Misalnya, "Saya membawahi lima orang junior manager". Yang perlu Anda perhatikan di sini, tuliskan hanya hal-hal yang relevan dengan pekerjaan yang Anda lamar. Baca dengan baik persyaratan yang dibutuhkan dalam iklan lowongan pekerjaan tersebut. Jika pekerjaan yang Anda lamar adalah di bidang marketing research, Anda mungkin tidak perlu menceritakan pencapaian Anda di bidang logistik.

    * Pendidikan: Jika latar belakang pendidikan perlu diinformasikan, tuliskan secara singkat pendidikan tertinggi Anda. Jika Anda pernah mendapatkan pendidikan di sekolah yang cukup dikenal, ada baiknya Anda menuliskannya di surat lamaran.

    * Penutup: Dalam penutup ingatkan pembacanya bahwa Anda mempunyai keinginan kuat untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Ada baiknya Anda menyatakan kapan saat terbaik Anda bisa dihubungi untuk proses selanjutnya. Dan jangan lupa ucapkan "Terima kasih".

    Write Complaint Letters That Get Results

    by Stacie Heaps, Professional Editor/Writer (English B.A., Editing Minor)

    Writing a complaint letter is often an undesirable task, but if it is done well, the end result can be very rewarding. Complaint letters can be used for the purpose of having products replaced or money refunded, for changing company policy or government legislation, for influencing the media, and so forth.

    Often a complaint letter is more effective than a simple phone call or e-mail message. Furthermore, in many cases, the formality of a complaint letter can add a seriousness to the situation that will bring results. When writing your complaint letter, identify a definite purpose and outcome that you want to achieve, and indicate those ideas clearly in your letter.



    Remember the Purpose of Your Complaint Letter

    • Keep in mind what it is that you hope to accomplish with your letter, and stick to the point.

    • Clearly make your complaint to the person(s) involved.

    • State plainly and directly your reason(s) for making the complaint.

    • Indicate what the reader can or should do to address your complaint, and specify how long you are willing to wait to have your complaint resolved. (Be reasonable.)

    • Explain why your suggestion or request for retribution should be granted (if you made one).

    8 Tips for Writing Complaint Letters

    1. Before writing the letter, make sure that you have the facts straight and that your complaint is legitimate.

    2. Type your letter if possible. Use a spellchecker, or have someone proofread your letter. If it is handwritten, make sure it is neat and easy to read.

    3. Generally keep your letter short and concise. Write short paragraphs, and almost always keep your letter to one page. However, do include all important facts. Include important dates or places (for example, when and where you bought the product or received the service), and include any additional relevant information you can (such as the product number or type of service).

    4. While writing your letter, remain diplomatic and courteous at all times. No matter how justified your complaint may be, do not allow your letter to become angry, sarcastic, or threatening. Keep in mind that the person that reads your letter will often not be the person responsible for the problem.

    5. Try to put yourself in the other person's place, and write your letter accordingly.

    6. Include copies of any documentation relating to your complaint. Do not send original documents.

    7. Keep a copy of the complaint letter for your records.

    8. If your complaint letter does not bring about the results that you hoped for, consider writing another letter with a firmer tone, or try writing to someone higher up in the chain of command.


    How to Write a Complaint Letter:

    Start your letter with something positive in order to soften the blow of your complaint and so that the company or entity will be more willing to work with you. For example, if writing to complain about a faulty product that you purchased, you might begin, ‘I have been a loyal customer of your store for many years.’ Mention some of the positive aspects of the company or organization, such as the overall quality of the products or services, the low prices, the excellent customer service, and so forth.

    Open the next paragraph with a sentence that begins to allude to the problem. For instance, you might write, ‘It is understandable that companies that offer a wide variety of electronic products would occasionally come across a faulty piece of merchandise.’ Then, in the next sentence, state your complaint. (Again, if you intend to do more than just complain and want the problem to be solved, it is best to remain professional and courteous. Do not sound accusatory or demanding.) After clearly stating your complaint, indicate what you would like to have done to rectify the situation, if anything. You may want to mention, also, the actions you will take if your complaint is not answered or the problem is not solved.

    In the last paragraph, mention that you would like to continue to use the company's products or services, or to continue to be a customer of the store, or a member of the organization, or a viewer of the TV station. Then, suggest why it is in the other party's best interest to grant your request: you might mention the importance of maintaining a good reputation or keeping you as a customer, or you might appeal to their sense of justice. In other words, give them a positive reason to want to resolve the concern. As you close your letter, express confidence that your complaint will be taken care of. Finally, thank the company or other entity for handling your complaint.


    How to Write the Perfect Sales Letter

    By Alice Feathers, M.A. TESOL, Professional Editor and Writer


    Do you want to save hundreds of dollars while you make hundreds more? Follow the guidelines below and write the perfect sales letter, then watch your profits soar!


    Okay, let's get started! First, gather a few sales letters that grab your attention from your own mailbox. Give particular notice to the look, wording, and the way the information is organized. Keep those models in mind as you begin to write.


    A. Create a short, powerful headline. Center it on the page. Use large type, bold, or color--something to set it apart from the body of the letter. Experiment also with a font that is different from the one used in the text. But remember these rules of design: no more than two fonts, and do not mix two serif fonts or two sans serif fonts. Try a combination of one serif font, such as Times New Roman, and one sans serif font, such as Arial.



    B. Start the body of the letter with a polite but personal tone.

    Example: “Dear . . .” Use the potential customer's name. Talk to him or her as a friend.


    C. Ask a question that lists the greatest benefits of your offer. How will your product or service make your reader's life better? Why is your product or offer better than your competitor's?

    Example: “How would you like to receive (first benefit) and (second benefit)? Read on! This might be the most important letter you ever receive.”


    Tip: DO NOT ask a question that can be answered with “yes” or “no.” You should control both the question and the answer!


    D. Answer the question in one or two sentences. Explain why your product or service is essential or special. Achieving a better quality of life is a universal theme.

    Examples:

        • “Here's why . . . .”
        • “Here's how . . . . ”

    E. Address doubts before your potential customer has a chance to think of them:

    Examples:

        • “Sound too good to be true? I thought so when I first learned about . . .”
        • “I know this sounds outrageous. I'd be skeptical too.”
        • “ Do these results sound unbelievable? I thought so too, but then . . . . ”

    F. Give a convincing answer:

    Examples: “But the more I learned about . . . , the more I knew that I should give it a try. Here's why you should too . . . .”


    G. List three good reasons that demonstrate how your product will make the reader's life better, make him feel more secure, or motivate him to action. Keep the reasons short and powerful. Use statements that suggest positive results, facts, and figures.

    Examples:

        • “Four out of five doctors recommend . . . .”
        • “Research shows that no other company can . . . like we can.”
        • “Four out of five customers agree that . . . . “

    Tip: Keep your vocabulary simple, short, and to the point.


    H. Now describe the special features and benefits of your product or service. A feature is something that makes your product or service extraordinary, essential or valuable. A feature describes what your product or service is or what it has. The benefit of the feature is what the feature will do for the reader. Bullet points are good to use here--they draw the eye to this important section. Benefits sell while features often do not. Many sales letters list benefits only. Others list both features and benefits. Writers often make the mistake of listing features only.

    List three or five features with their special benefits.

    • Feature 1 -- Benefit 1
    • Feature 2 -- Benefit 2
    • Feature 3 -- Benefit 3

    Tip: Odd-numbered lists seem to work better than even-numbered lists.


    I. Ask and answer one final question to lead the reader into the finer points of the offer. You may expand upon the features and benefits that you included in your answer.

    Example : You may ask how we can possibly do all this? Here's how . . . . ”


    J. Endorsements sell because they establish credibility. List several short, enthusiastic testimonials that reinforce the features and benefits you have listed.

    Example: “But you don't have to take my word for it. Here's what our satisfied customers are saying.”


    K. Shoot holes in your competitors' offers.

    Examples:

        • “No one can match this offer.”
        • “Do not buy this product elsewhere unless it has these features: One . . . Two . . . Three . . .”
        • “Sure, others will try to sell you a product of lesser quality, but can they offer you: One . . . Two . . . Three . . . ?”

    L. Cost-to-value ratio is enormous. Boldly state that your product or service has a real value of at least ten times the price. These value statements need to be clear and crisp, with not too many details. Perhaps your product can save valuable time, or make a huge difference in lifestyle, or replace another higher-priced product, etc.

    Examples:

        • “You'll get over ten times your money's worth in value! Guaranteed!”
        • “Extraordinary savings!” (or quality, add-on products, longevity, warranty, etc. )
        • “We offer you unbelievable quality for only one-tenth the usual price.”

    M. Summarize. Briefly describe the complete product or service. You can remind the reader about the features and benefits, but don't list them. Rather, add several similar features and benefits and place a high value on them.

    Example: “So here's everything you get . . .


    N. Price and urgency. Make a stipulation, then repeat the offer:

    Example: “If you respond by (date), you pay only $______. That's right, for the price of two movie tickets and popcorn you pay only $______, if you respond by (date).”

    If this letter is to create a lead, tell your prospect what he/she must do to contact you by a certain deadline. Be sure to make it easy to respond by including your business name, phone number, web site, etc. Ask the customer for all of the information you need, such as first and last names, phone number, address, etc. Make an optional request for the customer's email address so that you can send future offers by email as well.


    O. Premiums. Bundling a free bonus (a premium) for acting by the deadline is an excellent motivator. Be sure to give the bonus value--as much or more than the purchase price is a good idea. If you don't have an idea for a premium, you can search the web for e-books or informational reports for which you can purchase reprint rights--an excellent and inexpensive idea that has a high value margin.

    Example:“Order today and I'll send you . . . --a $50 value! But remember, I am offering this free bonus for a limited time . . . so order now!”


    P. No-risk guarantee. You've heard and read many assurances before.

    Examples:

    • “Buy completely at our own risk . . . ”
    • “You pay nothing unless you are totally satisfied.”
    • “There is no risk with our complete satisfaction, money-back guarantee!”
    • “No questions asked. Simply return the product within 30 days and we'll refund your money in full.”

    Then the advertisers always add the clincher.

    Example: “Remember, you keep the free bonus(es). Even if you decide to take advantage of our No Risk, Total Satisfaction, Money-back Guarantee, the bonus(es) are yours to keep--our gift(s) to you for simply trying our . . . . ”

    These are all good business tactics, but consider adding a postscript to restate an important benefit and reinforce the urgency of the offer.


    Don't forget the envelope: your all-important introduction!

    In order to get someone to open your envelope, you first need to get past the “junk mail” perception!

    a. Use a teaser on the envelope--a few words that imply a benefit.

    Examples: “Free $50 gift offer enclosed.”


    b. Use labels that express urgency.

    Examples:

    • Urgent
    • Time-Sensitive
    • Express
    • Hand Deliver
    • Official

    c. Use real stamps. Real stamps attract more attention than metered mail and you have your choice of which books to buy at the post office.

    Tip: Don't but the reptile books of stamps with the pictures of poisonous snakes!


    d. Use a return address and choose the font carefully. Use a readable script font such as Andy that looks like you have hand-written the letter. Credibility sells. This is the first place that you sell yourself or your company. Some people include their personal photos. The absence of a return address sends a junk mail message.


    e. Official-looking envelopes. Envelopes that appear to have been sent by a governmental agency are usually opened and read.


    Additional Sales Letter Tips:

    • Price comes after the benefits. Unless you are offering a blowout bargain, and price is the main benefit of your offer, mention price after describing the benefits.
    • Sell the smallest units. If you are selling multiple units, then state, for example, “$4.50 a box” rather than “$45 per carton” to solicit the lowest amount of money. Accept charge cards if you are selling a high-priced item.
    • Supplementary Brochure. An accompanying brochure could visually show the product or graphs research data described in the sales letter. Although a brochure adds cost to your mailing, studies show results jump markedly.
    • Design. Keep the reader's eye moving by using several “tricks of the trade.”

      Examples:
      • Vary paragraph widths
      • Add personal notes using a script font
      • Use different colors to mark key phrases

    Your turn! Now you write a sales letter that will sell your product and increase your profits!

    taken from : writeexpress.com

    Business Letter Format Tips

    When creating business letters, use 8 ½" by 11" unlined paper. Although 24-pound paper with 100+ brightness is a little more expensive, it will make a better impression than everyday copy paper. Use 1" margins on all four sides. Use a serif font such as Times Roman (12 point) or Georgia (11 point). A business letter should be single-spaced and, if possible, typed on a computer. Print the letter on only one side of the paper. Fold the letter horizontally into thirds. Mail the letter in a No. 10 security envelope (4 1/8" by 9 ½").

    There are several business letter formats, but all of them can be subdivided into two basic groups: the block format and various indented formats. Although the block format is somewhat more common, (perhaps because it is easier), either one is acceptable. All conventional formats contain the same features:



    1. Return address of the letter writer.
    1600 Main Street
    Springfield, Kansas 12345


    2. The date of the letter.
    This is usually typed in one of two ways:

    (Begin with the day, no comma) 15 January 2006

    or

    (Begin with the month; use a comma) December 1, 2006

    3. Complete name, title, and address of the recipient.

    Use "Mr." for a male recipient. If you do not know how a female recipient prefers to be addressed, it is best to use "Ms."

    Ms. Anna Brown, Chair
    Department of Linguistics
    Right State University
    1415 University Drive
    Felicity, OH 45434

    4. Salutation with a colon.

    Dear Ms. Brown:

    5. Body of the letter.

    It is best to keep an initial business letter short. Business people are busy and do not have time to read long letters! In a one-page letter, you will usually only need three or four paragraphs, single spaced. Use a double space in between paragraphs. See examples that follow.

    6. Closing.

    The most common closing is "Sincerely." Follow this with a comma. Skip four single lines after the closing and type your name. Sign your name in the space above your name.

    Sincerely,

    Jonathan Wilson

    Jonathan Wilson


    7. Enclosure.

    If you are enclosing additional information with your letter such as a resume or a curriculum vitae, skip two single lines after your typed name and type "Enclosure" or "Enclosures." If you use the plural, you have the option of stating the number of enclosures in parentheses.

    Enclosures (2)



    Block Format

    Type every line flush with the left margin

    (begin at top margin)

    1600 Main Street
    Springfield, Kansas 12345

    (four single spaces)

    December 1, 2006

    (double space)


    Ms. Anna Brown, Chair
    Department of Linguistics
    Right State University
    1415 University Drive
    Felicity, OH 45435

    (double space)

    Dear Ms. Brown:

    (double space)

    I want you to know you have an exceptional employee, Jane Doe, in your support division. Her calm, patient manner was a great help to me when my frustration was at an all-time high. Her knowledge of the software and her remarkable problem-solving abilities are rare indeed. If the quality of a firm's employees is an indication of future success, then Doe Corporation has a very bright future.

    (double space)

    Sincerely,

    (four single spaces)

    [Signature]


    John Doe

    (double space)

    Enclosure




    Indented Format: Example 1

    Indent your return address, the closing, your typed name, and the optional enclosure

    to the approximate center of the page (position 4.25" to 4.5").


    (begin at top margin)

    1600 Main Street
    Springfield, Kansas 12345

    (four single spaces)


    December 1, 2006

    (double space)


    Ms. Anna Brown, Chair
    Department of Linguistics
    Right State University
    1415 University Drive
    Felicity, OH 45435

    (double space)

    Dear Ms. Brown:

    (double space)

    I am writing to thank you for the training seminar you arranged, and to especially thank you for sending Mr. Doe to be our primary instructor. He did his homework well, and was more aware of our needs than any of our previous instructors. We appreciate the time he took to study samples of our work in advance so his comments were immediately applicable. We would welcome his instruction again. Please convey our thanks to Mr. Doe.

    (double space)

    Sincerely,

    (four single spaces)

    [Signature]


    John Doe

    (double space)

    Enclosure



    Indented Format: Example 2

    Indent your return address, the closing, your typed name, and the optional enclosure

    to the approximate center of the page (position 4.25" to 4.5").

    Additionally, indent each paragraph approximately five spaces.

    (begin at top margin)

    1600 Main Street
    Springfield, Kansas 12345

    (four single spaces)


    December 1, 2006

    (double space)


    Ms. Anna Brown, Chair
    Department of Linguistics
    Right State University
    1415 University Drive
    Felicity, OH 45435

    (double space)

    Dear Ms. Brown:

    (double space)

    As manager of our computer department, I commend your employee, John Doe, for the prompt and courteous service he gave us last week. He determined our cable needs and produced a fair written estimate very quickly. Once he started the work, he stayed on location until he had installed all additional computers. You can be certain that we shall ask for him personally to serve our future needs.

    (double space)

    Sincerely,

    (four single spaces)

    [Signature]


    John Doe

    (double space)

    Enclosure


    3 KESALAHAN SAAT MEMBUAT CV

    Tahukah Anda, bila Anda sedang mencari lowongan pekerjaan, sebetulnya itu berarti Anda telah bekerja. Ya, ketika mencari lowongan pekerjaan, kemudian mengajukan lamaran, Anda sudah melakukan fungsi marketing. Artinya, Anda sudah harus terampil menjual keterampilan, bakat, dan keahlian di pasaran lowongan pekerjaan bila Anda ingin mendapatkan pekerjaan yang sesuai.

    Menjual diri tidak berarti Anda harus menipu atau mengelabui. Tetapi sekadar info, faktanya, pada banyak kasus surat lamaran Anda tidak akan diperhatikan. Benar. Jika Anda ingin surat lamaran Anda mendapatkan respon, Anda harus tahu cara menarik perhatian orang yang membacanya, termasuk memberitahukan bagaimana Anda dapat memberikan kontribusi diri Anda demi keberhasilan perusahaan mereka.


    Sebagai pemburu pekerjaan, Anda harus ingat, “menjual diri” harus dimulai dari kertas. Tidak peduli apakah Anda menulis lamaran melalui curriculum vitae (CV), e-mail atau pos biasa, kemampuan Anda dalam mengomunikasikan pandangan dan efek adalah penting. Para profesional yang sibuk, termasuk para perekrut – selalu dibanjiri dengan e-mail, CV dan materi-materi lainnya. Hasilnya? Email yang panjang dan bertele-tele, surat yang membosankan dan CV yang tidak profesional, dibuang, dihapus, dan tidak dipedulikan.

    Bila Anda ingin CV dan surat lamaran Anda dibaca, Anda harus menghindari kesalahan yang umum yang sering dilakukan oleh para pemburu pekerjaan.

    Kesalahan 1:
    Membingungkan

    Mari bayangkan skenario yang sering dilakukan oleh pemburu pekerjaan: Anda membaca mengenai tawaran pekerjaan yang menarik, dan Anda langsung membuat surat lamaran dengan terburu-buru dan tidak teliti. Sesudahnya, tentu Anda akan menunggu telepon berdering atau e-mail atau surat panggilan. Sayangnya, telepon tidak berdering, tidak ada e-mail yang masuk, dan tidak ada surat panggilan.

    Pertimbangkan kemungkinan ini: Anda bingung. Mungkin Anda mencantumkan minat Anda pada posisi Bagian Penjualan tetapi Anda juga menyebutkan Anda tidak menutup kemungkinan untuk posisi di Bagian Pemasaran atau Bagian Keuangan. Atau, bisa jadi Anda mencantumkan semua keahlian Anda di dalam CV, mulai dari mengajar bahasa Inggris sampai dengan ahli penerjemah dan semuanya Anda cantumkan di dalam CV Anda.

    Solusinya? Kejelasan. Bila Anda terlalu banyak memberikan informasi mengenai diri Anda, sejarah pekerjaan, tujuan masa depan karier atau segala macam hal, Anda malah membingungkan orang yang membacanya. Mungkin kita berpikir orang yang membaca CV kita akan berpikiran sama dengan apa yang kita tulis, dengar dan katakan, tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Orang sibuk dan waktu sangat terbatas. Tugas Anda adalah untuk memberikan penjelasan secara ringkas, jelas, cepat, dan langsung kepada intinya.

    Sebelum mengirim CV, tanyakan diri Anda sendiri: “Diantara poin-poin yang lain, satu poin apa dari diri saya yang ingin saya perlihatkan dan sampaikan kepada pembaca CV saya?” Lalu pikirkan bagaimana Anda akan menyampaikannya atau menuliskannya atau menghapus hal-hal yang tidak perlu. Semakin banyak informasi yang Anda berikan, semakin kecil kemungkinannya akan dibaca dan diingat.

    Kesalahan 2:
    Membosankan

    Profesional yang sibuk – termasuk para perekrut pegawai – dibanjiri dengan segala macam informasi. Termasuk lamaran serta jadwal wawancara calon pegawai. Anda akan melihat betapa pentingnya dapat menarik perhatian mereka dengan cara yang profesional. Bila isi CV Anda membosankan, kemungkinannya Anda tidak mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan dan butuhkan.

    Solusinya? Berikan informasi yang berarti dan berguna. Bila Anda ingin agar CV Anda menarik perhatian mereka yang membacanya, materi tulisan haruslah ringkas, jelas dan menyampaikan pesan yang berarti. Lupakan bahasa klise seperti, “Saya merupakan pemain tim yang andal,” atau “Saya pekerja keras.” Walaupun hal ini benar, semua pelamar menuliskannya. Bila Anda memang pekerja keras dan ingin menyampaikan atau menuliskannya, maka Anda harus membuktikannya. Jangan tuliskan kecuali Anda telah menyiapkan contoh yang jelas dan sampaikan dengan singkat.

    Bila Anda menuliskan tentang diri Anda, selalu siap untuk menawarkan cerita, contoh atau kenyataan yang betul-betul memperlihatkan Anda seperti yang Anda tulis atau katakan.

    Kesalahan 3:
    Menyamaratakan

    Bila kita berbicara mengenai CV dan surat lamaran, Anda tidak dapat membuatnya satu tipe untuk semua pekerjaan yang Anda lamar. Untuk menyiapkannya diperlukan waktu dan usaha. Itulah sebabnya mengapa banyak diantara kita sangat malas untuk mempersiapkannya sesuai dengan posisi pekerjaan yang dibutuhkan.
    Hasilnya? Kita mengirim CV dan surat lamaran yang sama persis (dan hanya membuat perubahan-perubahan kecil seperti mengganti nama perusahaan, alamat, nama orang yang dituju) pada setiap pekerjaan yang kita lamar. Ini bukan merupakan cara yang tepat.

    Bila Anda tidak menyisihkan waktu untuk menyiapkan CV dan surat lamaran yang sesuai dengan posisi pekerjaan yang dibutuhkan oleh tiap perusahaan, Anda menghilangkan kekuatan dari CV Anda, dan tentu saja Anda sulit berkompetisi dengan calon pelamar lain yang memiliki pesan yang kuat dan lebih terfokus.

    Solusinya? Sesuaikan CV dan surat lamaran Anda setiap kali dan setiap saat Anda akan mengirimkannya. Tidak berarti Anda harus mengubah sama sekali isi dan bentuknya tetapi sesuaikan dengan posisi yang diperlukan dan yang Anda impikan.

    Pastikan untuk meneliti deskripsi pekerjaan sebelum Anda mengirimkannya dan bahwa informasi yang Anda berikan merefleksikan posisi yang dibutuhkan dan bagaimana Anda dapat mengkontribusikan diri Anda terhadap kebutuhan tersebut. Memang ini berarti Anda harus berkerja keras tetapi tidak selalu mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang kita dambakan. Buat setiap kesempatan yang memungkinkan dan luangkan waktu Anda untuk sungguh-sungguh menyiapkan CV Anda agar tampak eksklusif dan berbeda dari pelamar lainnya.


    taken from : tabloidnova.com

    Membuat Resume Desainer Web

    taken from : designmagz.com

    Bila Anda adalah desainer Web yang telah lama berkiprah, atau Anda mulai menekuni dunia desain, ada satu hal yang tak kalah penting yang harus Anda perhatikan; Resume. Resume adalah riwayat perjalanan Anda dalam berkarir, jadi secara ringkas orang akan mendapatkan gambaran tentang Anda dalam resume yang Anda buat. Bila Anda seorang desainer Freelance dan mencari proyek atas nama pribadi, resume merupakan penunjang dari nilai jual atas karya Anda. Dengan resume yang baik, calon klien akan merasa teryakinkan. Resume juga berperan sangat penting bila Anda melamar pekerjaan, perusahaan akan mendapat gambaran apa, siapa, dan bagaimana Anda dalam bidang yang Anda geluti.

    Lalu, apa saja yang harus Anda cantumkan dalam resume seorang desainer Web? Beberapa poin dibawah mungkin bisa menjadi pertimbangan Anda dalam membuat resume.



    okuskan Arah Resume
    Dalam membuat resume seorang desainer Web, pastikan hal-hal yang ingin Anda tonjolkan adalah dalam bidang tersebut. Walaupun bidang lain akan menjadi nilai tambah, hindarkan kesan Anda adalah sebagai orang segala bisa. Bila terlalu memperlihatkan bahwa Anda menguasai banyak hal, apalagi mengada-ada, kelak hal ini akan merugikan Anda sendiri mengingat di Indonesia cakupan kerja desainer Web di sebuah perusahaan masih belum profesional, misalnya, masih banyak perusahaan yang meminta desainer “plus”, plus bisa programming, networking, admin server, dan lain-lain.

    Cantumkan Prestasi dan Kebanggan Anda
    Punya prestasi atau kebanggan dalam desain Web? Hal ini bisa jadi faktor penunjang dari karir kerja Anda, cantumkanlah tanggal, even, dan prestasi yang Anda raih. Prestasi kerja pada perusahaan yang terdahulu pun dapat Anda tambahkan. Misalnya:
    2001: Juara 1, Lomba desain banner Master Web.
    2002: Desain Web terbaik Master Web Indonesia, untuk PT…

    Riwayat Pendidikan, kursus, atau workshop
    Riwayat pendidikan, kursus, atau workshop bermanfaat untuk memberikan gambaran pengetahuan yang Anda miliki. Bila Anda telah sering mengikuti workshop atau kursus, tidak usah ditulis seluruhnya karena akan terkesan “orang kursusan”, cukup tampilkan yang dapat menunjang profesi Anda.

    Pengalaman Organisasi
    Apakah Anda adalah orang yang dapat diajak bekerjasama dalam sebuah tim? Gambaran tentang hal ini diperoleh dari penuturan keterlibatan Anda pada sebuah organisasi baik itu organisasi yang Anda ikuti pada masa sekolah atau kuliah, Organisasi kemasyarakatan, atau sosial. Sebutkan posisi atau jabatan yang Anda pegang.

    Sebutkan kemampuan Anda
    Deskripsikan kemampuan Anda dalam hal Desain Web baik secara teknis seperti penguasaan software dan hal lainnya. Kemampuan ini dapat menjadi gambaran utama apakah Anda memenuhi kriteria atau tidak.

    Pengalaman Kerja
    Pengalaman Kerja dapat menjadi pertimbangan yang sangat berharga, orang yang telah atau pernah bekerja, biasanya memiliki pengalaman lebih pada bidang desain Web. Batasi jumlah pengalaman kerja Anda, cukup tampilkan pengalaman kerja pada perusahaan yang menurut Anda pantas dibanggakan. Bila terlalu banyak menampilkan pengalaman kerja, bisa-bisa Anda disebut kutu loncat.

    Hobi dan Ketertarikan
    Hobi dan ketertarikan merupakan expresi dari jiwa Anda, orang dapat menilai Anda dari hobi dan ketertarikan Anda akan suatu hal.


    Bagaimana membuat sebuah resume unggulan

    By Febdian Rusydi

    Akhir-akhir ini saya sering dapat pertanyaan bagaimana membuat sebuah resume, atau apa beda CV dan Resume. Akhir tahun lalu, secara kebetulan saya singgah ke situs ScienceCareer.org dan menemukan sebuah artikel dari Peter Fieske. Menurut saya artikel ini bagus, pembahasan lugas dan jelas, dan yang paling penting up-to-date. Sebelum ini dalam membuat resume saya berpedoman pada buku “How To Say It” karya Rosalie Maggio (ISBN:0-7352-0234-6).

    Ada sedikit perbedaan memang dengan Fieske. Pertama, Fieske menjelaskan membuat resume untuk para saintis muda, sementara Magio lebih untuk kasus umum. Kedua, Fieske tidak mempermasalahkan menulis referensi dengan “Referensi tersedia jika diminta,” sementara Maggio menegaskan referensi harus ada.

    Semoga terjemahaan bebas ini bermanfaat bagi para pembaca. Versi asli dalam Bahasa Inggris tersedia di web ScienceCareer. Selamat menikmati.



    Segala sesuatu yang ingin kamu tahu tentang Resume dan CV… tapi takut untuk bertanya!

    Oleh Peter Fieske

    Mari kita mulai tulisan ini dengan melakukan sebuah Kuis, test kecil-kecilan. Saya yakin anda semua sudah pernah mengalami, saat permulaan sebuah kelas dengan seorang instruktur yang berpikir untuk mengadakan sebuah kuis di hari pertama untuk melihat seberapa banyak yang anda tahu tentang materi yang akan diberikan dalam kelas tersebut. Saat anda mencoba menjawab kuis itu sehebat yang bisa anda lakukan (kita semua melakukannya) jawaban yang biasanya kita berikan penuh dengan perasaan teror dan frustasi, karena banyak yang tidak kita tahu sehingga merasa kebodohan kita diekspos untuk dilihat semua orang. Instruktor, sebagaimana kita semua tahu, SENANG untuk mengkondisikan para siswanya dalam kondisi frustasi ini! Saya benci pengalaman ini.

    Jadi maafkan saya jika saya menikmati kondisi yang sama dalam masalah terkait resume dan CV. Bahkan jika anda menjawab pertanyaan kuis ini dengan benar, kuis ini mungkin membuat anda berpikir ulang tentang resume atau CV anda sendiri.

    Pertanyaan

    Pertanyaan 1:
    Resume dan CV pada dasarnya bisa saling dipertukarkan. (Benar atau Salah)

    Pertanyaan 2:
    Tujuan resume atau CV adalah untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. (Benar atau Salah)

    Pertanyaan 3:
    Pesan utama yang ingin anda sampaikan lewat resume anda adalah sudah sampai di mana anda. (Benar atau Salah)

    Jawaban

    Jawaban 1: SALAH!
    Resume dan CV adalah berbeda, SANGAT berbeda. Perbedaan-perbedaan antara dua hal ini termasuk struktur, isi, panjang, dan gaya. Kesalahan yang paling sering dijumpai dari seorang saintis dalam pencarian kerja adalah menyerahkan sebuah resume yang sangat mirip dengan sebuah CV.

    Jawaban 2: SALAH!
    Tujuan dari resume atau CV adalah untuk mendapatkan tempat atau undangan WAWANCARA (interview). Mendapatkan sebuah pekerjaan adalah setelah itu, setelah melewati wawancara dan terkadang wawancara lanjutan. Tujuan utama dari resume atau CV anda seharusnya untuk mendaratkan kaki anda ke dalam pintu, hanya itu!

    Jawaban 3: SALAH!
    Sebuah perbedaan mendasar antara resume dan CV adalah bahwa CV fokus pada riwayat hidup (sudah sampai di mana anda), sementara resume harus bisa menyampaikan pesan anda hendak ke mana. Sebuah resume tidak bisa hanya sekedar daftar dari pengalaman-pengalaman masa lalu anda. Sebuah resume harus merupakan sebuah seleksi singkat dari pengalaman-pengalaman tersebut dan skill yang COCOK DENGAN PEKERJAAN YANG SEDANG ANDA LAMAR. Mungkin anda bertanya, bagaimana cara melakukannya? Nah, sila lanjut baca artikel ini…

    Bagi para saintis di semua zaman, melamar apapun jenis pekerjaan baik terkait atau tidak dengan riset sains, sebuah resume atau sebuah CV adalah alat yang paling diburu nomor satu. Kebanyakan para saintis sudah terbiasa dengan aturan-aturan untuk membuat sebuah CV; setelah itu, kita sampai pada kondisi di mana CV merupakan sesuatu yang biasa. Bagaimanapun, kebanyakan saintis dan insinyur baik Ph.D maupun master punya sedikit atau bahkan tidak punya pengalaman sama sekali dalam menulis sebuah resume. Akibatnya, mereka akhirnya membuat sebuah dokumen yang sebenarnya adalah sebuah CV. Apanya yang salah, sih? Saat anda sedang melamar sebuah pekerjaan dan bersaing dengan banyak yang TAHU SEPERTI APA SEHARUSNYA SEBUAH RESUME, resume anda akan terlihat sebagai barang aneh, ganjil, tidak cocok, dan tak tersentuh. Ini sama sekali bukan impresi terbaik yang seharusnya diberikan. Anda mungkin saja pintar dan memiliki latar belakang yang hebat, tapi dengan demikian anda sama sekali tidak akan terlihat sebagai seorang kandidat yang berpotensi.

    Tidak seperti CV, yang merangkum SEMUA pengalaman anda, resume adalah sebuah rangkuman dari aspek pendidikan anda atau pengalaman kerja anda yang membuat anda COCOK UNTUK PEKERJAAN TERTENTU YANG SEDANG ANDA LAMAR. Panjang resume cukup dalam selembar kertas saja (kecuali anda punya pengalaman bertahun-tahun dalam bidang tertentu), dan spasi ketikan secukupnya.

    Bagian-bagian utama dari resume

    Ada beberapa bagian dari resume anda yang terlihat identik dengan CV. Bagian lain akan sangat berbeda.

    Nama dan alamat: Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, dan alamat email anda sebaiknya di bagian atas halaman terdepan, cukup besar sehingga gampang dibaca. Jika resume anda dua halaman atau lebih, pastikan nama anda ada di setiap lembar kertas sebagai header.

    Pernyataan tujuan resume: Pernyataan tujuan resume adalah bagian utama dalam resume profesional tapi sangat jarang diteumkan dalam sebuah CV. Pernyataan tujuan resume adalah sebuah kalimat yang menyatakan APA YANG ANDA CARI. Pernyataan ini bisa berubah tergantung dari jenis posisi yang sedang anda lamar. Pernyataan tujuan resume memberikan gambaran kepada pihak pemberi pekerjaan jenis posisi apa yang sedang anda cari, di mana anda ingin bekerja, dan aspek bidang apa yang anda tertarik.

    Tunggu! Tahan sebentar! Anda bertanya, kenapa ini penting? Tidakkah sudah cukup jelas bahwa anda menginginkan sebuah pekerjaan? Lagi pula, anda sedang MELAMAR posisi itu! Jawaban singkatnya adalah: Si pemberi pekerjaan memakai pernyataan tujuan resume untuk menyingkirkan para pelamar yang tidak memberikan petunjuk apa yang mereka inginkan. Anda tidak bisa bergantung pada resume anda untuk bicara sendiri tentang kualifikasi dan tujuan karir anda; anda harus tegaskan kualitas dan tujuan anda di awal resume. Para pelamar pekerjaan yang yang sudah benar-benar mencari pekerjaan untuk dilamar akan bisa mendeskripsikan dengan jelas dan singkat kenapa mereka melamar pekerjaan tersebut. Para pelamar yang membabi-buta mencetak resume dengan laser printer dan mengirimkan ke semua orang yang membuka lowongan pekerjaan tidak akan bisa untuk memberikan pernyataan tujuan dari posisi yang dilamarnya, dan ini akan menjadi sebuah kerugian besar untuknya.

    Sebuah pernyataan tujuan harus bisa memberikan kesetimbangan antara luas dan spesifik. Mengatakan sesuatu seperti “Applicant deseires a challenging position utilizing his skills and experience with the opportunity for advancement” tidak menjelaskan apa-apa kepada si pemberi pekerjaan, selain daripada, tentu saja, kamu ingin sebuah pekerjaan.

    Masih belum jelas juga tentang pernyataan tujuan? Ini beberapa contoh bagus:

    • “Challenging position as computer programmer or analyst incorporating skills in numerical analysis, resource management, and land-use policy.”
    • “Desire position in management-consulting organization requiring outsatinding verbal, analytical, and teamwork skills.”
    • “Position as analytical chemist in semiconductor manufacturing company, specializing in transmission electron microscopy.”

    Setiap pernyataan tersebut dengan jelas menyatakan tujuan si pelamar, dan beberapa malah menyarikan beberapa kemampuan si pelamar. Sebagaimana yang anda bisa lihat, dalam rangka membuat sebuah pernyataan tujuan yang bagus, anda harus memiliki sebuah tujuan spesifik di benak anda. Dan ini membutuhkan pencarian yang serius dalam sebuah pekerjaan yang ingin anda lamar.

    Pernyataan ringkasan: Beberapa resume juga memiliki sebuah pernyataan ringkasan, di mana satu atau dua kalimat untuk mendeskripsikan kualifikasi terpenting dari pelamar. Pernyataan ini biasanya mencakup skill terpenting untuk pekerjaan tersebut yang sudah dilakoni selama bertahun-tahun (spesialisasi).

    Pendidikan: Latar belakang pendidikan dari saintis biasanya selalu hebat di atas kertas. Ini adalah sesuatu yang diperhatikan oleh semua orang. Seorang kandidat yang memiliki Ph.D. dari Massachusetts Institute of Technology di bidang geofisika dan lulus dengan summa cum laude dari Vassar College akan menarik perhatian siapa pun. Sebenarnya derajat atau gelar akademik yang dicantumkan (dalam resume) untuk mendapatkan sebuah posisi pekerjaan yang mana pekerjaan tersebut tidak membutuhkan gelar akademik tersebut tidak dipertimbangkan sebagai sebuah aset.

    Untuk alasan ini saya letakkan seksi Pendidikan tepat di bawah Pernyataan tujuan resume.

    Letakkan hal-hal seperti “lulus dengan cum laude” pada bagian ini, tapi letakkan akademik dan penghargaan yang berkaitan dengan akademik di bagian yang lain.

    Agar lebih jelas, anda seharusnya menuliskan seperti berikut di bagian Pendidikan (dengan urutan kronologis terbalik):

    • Nama (Ph.D., master, sarjana di institusi …)
    • Lokasi institusi
    • Tahun kelulusan (tidak usah sebutkan bulan dan tanggal)
    • Departemen atau Jurusan dan penghargaan akademik (misalnya cum laude)
    • Sertifikat profesional atau akreditasi lainnya

    Jangan takut untuk mencantumkan (jika memang dirasa mendukung):

    • Nama pembimbing
    • Indeks Prestasi
    • Sekolah Menengah Atas (SMA)

    Beberapa ilmuwan master dan Ph.D. mengatakan pada saya mereka gagal mendapatkan pekerjaan karena dianggap “overqualified” (kualitasnya di atas yang dibutuhkan). Beberapa orang menyarankan bahwa, dalam kasus-kasus tertentu, anda seharusnya tidak mencantumkan Ph.D. dalam resume dan berlagak bahwa kamu tidak pernah bersekolah Ph.D. Gelar Ph.D atau master berguna hanya jika anda tidak bisa menunjukkan pada perusahaan betapa kamu punya skill yang bernilai yang anda dapatkan selama ini. Tantanganmu adalah untuk membuat jelas bagaimana pendidikan dan/atau pelatihan yang ada dapatkan relevan dengan pekerjaan yang sedang anda lamar.

    Jika anda memutuskan bahwa gelar akademik bukan sesuatu yang ingin anda tonjolkan, ada berbagai cara untuk tidak menegaskannya. Salah satunya adalah dengan meletakkan bagian Pendidikan di bagian paling bawah resume. Dengan demikian perusahaan sudah kagum duluan dengan pengalaman kerjamu sebelum akhirnya tahu bahwa anda punya gelar akademik yang tinggi.

    Pengalaman Kerja: Di sinilah tempat meletakkan tiga sampai empat pengalaman kerja yang menegaskan keahlian yang memang sangat dicari oleh perusahaan. Yang teramat penting, anda seharusnya menunjukkan bagaimana anda membuat sebuah perbedaan. Bagaimana caranya? Dengan mengutip spesifik, pakailah ukuran quantitatif tentang apa yang anda lakukan: Jangan hanya mengatakan anda “Mengajar di lab”; tapi katakan “Mengajar di Lab Kimia Dasar untuk 23 siswa.” Apapun yang anda lakukan, JANGAN asumsikan bahwa menyebutkan sebuah pekerjaan yang sederhana sudah cukup: Kebanyakan perusahaan tidak betul-betul tahu seperti apa kerjaan-pekerjaan di bidang lain secara detil.

    Dalam mendeskripsikan kalimat-kalimat di bagian ini, anda sebaiknya memakai “kata kerja aktif” dalam kalimat aktif lampau atau sekarang.

    Jika anda adalah fresh graduate atau baru lulus dari sekolah, pengalaman riset bisa dijadikan item pertama dan terbesar, tapi sebaiknya jangan cuma itu saja. Pengalaman mengajar dapat terlihat bagus sebagai kategori terpisah, terutama jika anda punya kewajiban mengajar. Pekerjaan sambilan (part-time job) yang dilakukan selagi sekolah juga bagus diutarakan. Jika anda melakukan sesuatu yang mengesankan untuk sekolah, bisa dimasukkan, terutama jika pengalaman kerja anda sangat terbatas.

    Bagian yang lain: Anda mungkin ingin memasukkan sebuah daftar skil-skil tertentu jika anda belum jelaskan di atas. Skil komputer dan bahasa asing mungkin bisa ditulis pada bagian terpisah. Tergantung pada pekerjaan yang dilamar, anda mungkin ingin menjelaskan perangkat lunak tertentu yamg anda sudah terbiasa memakainya.

    Apa yang tidak perlu dicantumkan: Dulu menjadi kebiasaan untuk mencantumkan informasi personal seperti hobi dan kesukaan. Sebab, bisa jadi si pembaca memiliki hobi yang sama dengan anda, misalnya sama-sama pendaki gunung. Wah, jangan lagi, ini adalah era modern, dan informasi personal tidak hanya tidak relevan, tapi ini membuat resume anda tidak profesional. Jadi tidak perlu mencantumkan dalam resume anda bahwa anda suka medaki, berburu, mengkoleksi prangko, dan semacam ini lainnya. Juga tidak perlu mencantumkan: tanggal kelahiran, status perkawinan, jumlah anak, dan permintaan gaji.

    Dalam hukum, perusahaan tidak berhak bertanya umur anda, status perwakinan, atau jumlah anak yang anda punya. Mereka bisa melontarkan pertanyaan wajib seperti “apakah anda punya kebutuan khusus yang akan mempengaruhi kinerja anda?” Anda boleh berpikir bahwa anda meminta mereka melakukan sesuatu untuk anda dengan membeberkan informasi sensitif dan pribadi anda, tapi dalam realitas, ini memberikan mereka impresi bahwa anda kurang pengalaman di lapangan pekerjaan.

    Referensi: Referensi, jika diminta, harus dicantumkan pada halaman terpisah dengan nama lengkap, jabatan, tempat bekerja, hubungan dengan anda, alamat lengkap, nomor telepon dan mesin fax, dan alamat email. Juga jangan takut mengakatakan “Referensi tersedia jika diminta.” Beberapa orang mengatakan pada saya bahwa referensi semakin jarang dipakai akhir-akhir ini, meskipun saya menerima beberapa telepon tentang orang yang mencantumkan saya sebagai referensi mereka. Secara umum, impresiku adalah bahwa perusahaan bergantung pada resume tertulis dan wawancara dalam mengangkat pegawai baru dan memakai referensi sebagai sebuah cek akhir (final check). Bagaimanapun, referensi yang sudah dikenal baik oleh perusahaan dapat menjadi sangat berguna. Orang-orang ini sering ditelepon, dan jika mereka sudah disiapkan bernyanyi untuk anda, anda punya keunggulan yang mengerikan. Ingatlah untuk mempersiapkan dan menghubungi para referensi anda jauh-jauh hari.

    Petunjuk akhir, tips, dan saran

    Menulis sebuah resume jelek itu gampang. Menulis sebuah resume bagus itu susah. Ini akan butuh waktu dan banyak draf. Karena para saintis riset sering menargetkan beberapa jalur karir berbeda secara simultan, maka penting untuk memiliki beberapa jenis resume yang menonjolkan skil yang berbeda. Disarankan juga sebuah reseme seharusnya terlihat bersih, tidak ada salah ejaan, dan tegas. (Salah eja adalah benar-benar sebuah ciuman kematian, jadi, demi Tuhan, cek dan cek lagi dan berikan pada teman anda untuk dibaca.)

    Kategori CV Resume
    Apa ini? Sebuah daftar penuh riwayat hidup dari pekerjaan profesional dan pendidikan. Ringkasan dari pengalaman dan skil yang sangat relevan dengan posisi yang dilamar.
    Sebarapa panjang? Biasanya berhalaman-halaman, panjang tidaklah penting. Biasanya satu halaman saja. Halaman yang banyak hanya untuk posisi level senior.
    Kapan dipakai? Dipakai untuk posisi akademik dan riset di pemerintahan dan industri. Dipakai untuk setiap jenis perkejaan di luar akademis dan sains.
    Apakah publikasi dicantumkan? Daftar lengkap publikasi adalah penting. Bahkan daftar sebagian publikasi pun jarang dimasukkan.
    Seberapa penting gaya dan layout? Gaya tidak begitu masalah; isi adalah yang terpenting. Gaya dan isi sama penting.
    Haruskah dimodifikasi untuk cocok dengan perkejaan yang saya lamar? Tidak perlu. Harus diadaptasi supaya cocok dengan setiap spesifik pekerjaan yang anda lamar.

    Sedikit tentang Peter Fieske

    Peter Fieske adalah seorang Ph.D. di bidang ilmu geologi dan lingkungan, postdoc di Lawrence Livermore National Laboratory (Amerika Serikat), dan penulis buku To Boldy Go: A Practical Career Guide for Scientist. Peter juga sering menulis di majalah internet ScienceCareer.org sebagai seorang konsultan di kolom Career Development.