Tampilkan postingan dengan label Tips Sukses di Dunia Kerja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips Sukses di Dunia Kerja. Tampilkan semua postingan

Ruang Lingkup Pekerjaan Sekretaris - Mengenal Dunia Kerja

Pada dasarnya pekerjaan atau tugas sekretaris dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu : Tugas rutin, Tugas melaksanakan instruksi ( penugasan khusus) dan Tugas yang bersifat kreatif
Tugas rutin adalah tugas-tugas umum yang hampir setiap hari dihadapi tanpa menunggu instruksi khusus dari pimpinan atau tanpa menunggu waktu sudah dilaksanakan, sesuai dengan yang telah diterapkan dalam uraian tugasnya.
Pada dasarnya tugas rutin meliputi :

Sudahkah Anda Memiliki Kompetensi Dasar untuk Sukses di Dunia Kerja?

Dalam beberapa sesi mentoring, pertanyaan ini kerap diajukan : “ Waktu sekolah saya jauh lebih pandai dari dia, tapi kenapa dia sekarang jauh lebih sukses ?”
Lalu ketika pengumuman promosi salah seorang pegawai, terdengar celetukan :” Kenapa dia yang naik ke posisi itu, padahal dia kan masih muda dan pengalamannya belum sebanyak yang lain di bidang itu ?” Celetukan itu kemudian berkembang menjadi kecurigaan akan kemungkinan adanya pilih kasih. Benarkah demikian ?

Mencari Pekerjaan Ideal?

Oleh: Betti Alisjahbana
Sebagian besar waktu melek Anda dipakai untuk melakukan pekerjaan, baik di kantor maupun di rumah. Tidak mengherankan, pekerjaan yang tepat dapat membuat hidup Anda menggairahkan dan berarti, sementara pekerjaan yang tidak menyenangkan membuat Anda lelah dan kehabisan energi. Tapi, bagaimana mendapatkan pekerjaan yang tepat?
Kebanyakan orang mulai bekerja di satu perusahaan, lalu di dalam menjalaninya menemukan hal-hal yang disukai dan hal-hal yang tidak disukai. Juga menemukan jenis pekerjaan dimana mereka hebat dan jenis pekerjaan yang merupakan kelemahannya. Akhirnya setelah beberapa kali mencari dan pindah pekerjaan mereka mendapatkan pekerjaan yang cocok. Adakah cara agar proses pencarian pekerjaan yang cocok ini lebih singkat dan lebih mudah?

Memilih Pekerjaan yang Cocok

Author: dania
 Di Facebook, belakangan saya sering menemukan kuis tentang pekerjaan apa yang cocok untuk kita. Beberapa kali saya ikutan juga. Ada yang sesuai ada yang tidak sih. Dan, nampaknya teman-teman saya juga kerap menjalani kuis serupa.
Jadi, sepertinya, masih banyak orang yang tak tahu atau tidak yakin akan pekerjaannya, cocok atau tidak.
Apa saja sih indikator apakah pekerjaan yang kita jalani itu cocok atau tidak?
Saya sendiri selalu mendengarkan kata hati. Apakah saya bahagia saat melakukan pekerjaan tersebut? Apakah hati saya selalu mengeluhkannya?

Bagaimana Cara Mendapatkan Pekerjaan Yang Cocok Dengan Kita

Pertanyaan : Bagaimana Cara Mendapatkan Pekerjaan Yang Cocok Dengan Kita

Salam Super Pak Mario,
Saya lulusan tahun 2007, umur 26 tahun universitas fakultas ekonomi, saya sampai saat ini belum mendapatkan pekerjaan. Sikap dan cara yang bagaimana agar saya bisa segera mendapatkan pekerjaan yang cocok dan saya sukai?
Terima kasih dan Salam Super
Nita, Tangerang

————————————————————————————————————–
Mario Teguh menjawab:
Saudari Nita yang baik, terima kasih atas pertanyaan baik Anda.

MEMIKAT HRD DENGAN SURAT LAMARAN DAN CV

Surat lamaran dan curriculum vitae (CV) merupakan kunci pertama pembuka gerbang karir idaman Anda. Dengan surat lamaran dan CV inilah, perusahaan mengenal dan mengetahui kualifikasi Anda. Maka, pembuatannya tidak boleh asal jadi, tapi harus benarbenar menarik HRD perusahaan yang Anda lamar.

Sebelum menulis, pastikan Anda tahu

MEMILIH LOWONGAN PEKERJAAN

Memilih adalah sesuatu pekerjaan yang tidak gampang, begitu pula dalam memilih lowongan pekerjaan yang ideal. Banyak orang yang terjebak dengan lowongan yang sudah dipublikasikan dengan tidak menganalisa jabatan pekerjaanya serta perusahaanya.
Ada beberapa alasan yang membuat orang salah dalam memilih lowongan pekerjaan, di antaranya karena minimnya jumlah lowongan pekerjaan yang sesuai dengan strata pendidikan dan bidang keahlian. Lantas bagaimana memilih lowongan pekerjaan yang ideal itu? Berikut ada beberapa tips memilih lowongan pekerjaan yang cocok agar sesuai dengan harapan.

KENALI POTENSI DIRI

Anda perlu menilai

Mengatasi Kejenuhan Saat Bekerja

Pernahkah anda merasa pekerjaan anda mulai terasa menyebalkan karena besarnya tekanan yang anda peroleh saat bekerja? Mungkin anda mulai merasa klien anda semakin rewel dan
cerewet, bos anda mulai bertingkah sangat menyebalkan dengan terus-menerus tidak puas
dengan pekerjaan atau bahkan mencela hasil kerja anda. Anehnya, hal tersebut baru terjadi
belakangan ini. Mungkin ini pertanda anda mulai mengalami apa yang dinamakan burnout atau
yang biasa kita sebut dengan kejenuhan (yang biasanya disebabkan oleh stres). Jangan
dianggap enteng lho, salah-salah bukan hanya pekerjaan tapi juga kesehatan anda yang
terganggu.

Ada beberapa aktivitas yang cukup efektif untuk mengatasi kejenuhan ini :

  1. Nikmati kehidupan di luar pekerjaan
    Jangan campuradukkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi. Saat anda mempunyai
    waktu luang/libur, nikmatilah dengan sebaik-baiknya. Dengan begitu saat kembali
    kerja, mudah-mudahan anda akan kembali bersemangat.
  2. Buat kesalahan kecil
    Berbuat salah bukan berarti dunia kiamat, jadi jangan ragu-ragu. Sesekali buatlah
    kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan (tapi jangan dalam hal-hal penting, salah-salah
    nanti anda malah dipecat!) yang mungkin terlihat lucu atau bodoh di mata orang lain.
    Secara tidak langsung, hal ini akan merangsang kreativitas dan imajinasi anda dalam
    bekerja. Plus, tantangan baru akan tercipta.
  3. Bicarakan dengan rekan kerja anda
    Kehidupan di metropolitan membuat seseorang menjadi cenderung individualis. Seringsering
    deh hang-out atau makan siang bareng dengan rekan-rekan kerja anda. Siapa
    tahu dengan ngobrol dengan rekan kerja, anda bisa menemukan solusi masalah. Bukan
    tidak mungkin rekan kerja anda pernah mengalami masalah yang sama dengan yang
    anda alami saat ini.
  4. Meditasi
    Semakin cepat anda bekerja, semakin mudah anda terserang stres. Untuk
    mengatasinya, selalu bawa kertas dan pensil untuk mencatat kejadian-kejadian yang
    membuat anda stres di sepanjang hari kerja. Kemudian setelah tiba di rumah, coba
    anda duduk dan renungkan hal-hal apa saja yang telah terjadi hari ini selama 5 sampai
    15 menit.
  5. Kenali diri sendiri
    Maksudnya di sini adalah mengenal bagaimana diri anda bereaksi saat bekerja dalam
    tekanan. Untuk mengetahuinya, tanyakan pada orang-orang yang mengenal anda
    dengan baik. Jangan merasa putus asa, ingatlah bahwa tidak ada masalah yang tidak
    dapat diselesaikan. Bila anda sudah mempunyai pemahaman ini, maka mengatasi
    masalah akan lebih mudah.
  6. Stres karena pekerjaan atau hal lain?
    Apakah anda merasa kesal karena tekanan yang anda alami di kantor atau bawaan dari
    masalah di rumah yang tidak terselesaikan. Dengan mengenali penyebab stres, maka
    akan lebih mudah menemukan jalan penyelesaiannya.
  7. Pertolongan tenaga profesional
    Seandainya anda tetap tidak bisa menemukan cara-cara yang efektif untuk mengatasi
    problema anda, ada baiknya anda menemui konselor/psikolog yang memang memiliki
    kemampuan untuk mengatasi hal- hal seperti ini. Jangan takut dianggap aneh, ini jaman
    modern mas/mbak!

Memancing Kreativitas

Berapa kali Anda merasa otak tiba-tiba kosong dan tidak tahu harus melakukan apa, yang sialnya selalu terjadi saat Anda dikejar deadline laporan yang harus diberikan pada atasan? Bukan hanya itu, Anda tidak bisa menulis apa-apa karena tidak ada bayangan apa yang harus ditulis, sehingga hanya mampu menatap kertas kosong dengan perasaan tak berdaya. Ups, jangan panik dulu. Ini kukan pertanda Anda mulai pikun (dan percaya deh, Anda tidak mengidap penyakit Alzheimer yang menyerang secara mendadak). Bisa jadi, hal ini disebabkan karena Anda harus mulai menyesuaikan diri dengan keadaan baru tersebut.

Jadi bagi Anda yang mungkin saat ini sedang pusing karena terlalu sibuk, istirahat dulu sebentar dan simak artikel berikut. Siapa tahu akan membantu.

  1. Lakukan pada waktu yang tepat
    Kebanyakan orang yang telah berumur berpikir lebih jernih pada pagi hari; sedangkan
    mereka yang lebih muda, pada siang hari. Temukan kapan waktu Anda yang tepat, dan
    selesaikan masalah-masalah yang memerlukan pemikiran di waktu-waktu tersebut.
  2. Pendidikan tinggi -- namun jangan terlalu berlebihan
    Pendidikan sekolah memiliki pengaruh besar dalam memupuk kreativitas seseorang
    terutama pada masa-masa akhir kuliah, namun penaruh tersebut mulai menurun
    setelah lulus. Pendidikan memang sangat penting, namun hal itu tidak menjamin
    kesuksesan Anda di bidang tersebut (alias banyak hal-hal lain yang harus diperhatikan).
  3. Mengikuti nasehat Konfusius
    salah satu petunjuk mengingat yang selalu digunakan oleh para ahli yang melakukan
    penelitian tentang ingatan : Supaya tidak lupa bila ada hal penting, tulis di secarik
    kertas. Sebagaimana kata pepatah Cina, tulisan yang tintanya tidak jelas bertahan lebih lama daripada ingatan paling kuat sekalipun.
  4. Tampil bersemangat dengan doping
    Penelitian menunjukkan kadar kafein dalam secangkir kopi dapat membantu kita
    berkonsentrasi terhadap sesuatu hal dengan lebih baik. Namun bagi Anda yang rentan
    atau mudah terkena depresi, sebaiknya jauhkan diri dari sentuhan kopi karena akan
    berakibat buruk bagi sel-sel otak.
  5. Hubungkan hal baru dengan yang lama
    Dengan menghubungkan informasi atau hal-hal baru dengan apa yang telah Anda
    ketahui, percaya deh, akan lebih mudah untuk mengingatnya kembali.
  6. Berlatih terus
    Belajar dan melatih kemampuan yang baru didapat dengan berulang-ulang akan
    mengubah organisasi internal otak, yang pada akhirnya akan sangat membantu dalam
    melakukan proses mengingat. Jadi kuncinya adalah berlatih, berlatih, dan berlatih.
  7. Beri kesempatan pada ide- ide baru
    Kebanyakan dari kita memperoleh kelebihan kemampuan yang dengan cepat
    menyaring fakta yang ada dan dengan cepat pula memutuskan "ya-atau-tidak".
    Kreativitas memerlukan lebih banyak waktu senggang atau pendekatan yang lebih
    santai -- yaitu dengan memberikan ruang bagi ide- ide gila Anda.
  8. Pilih profesi yang menghadirkan tantangan bagi otak dan pasangan yang
    cerdas
    Orang-orang yang berkarir di bidang yang memerlukan tingkat konsentrasi atau
    penggunaan intelegensi tinggi besar kemungkinannya untuk dapat mempertahankan
    kognisinya di level tertinggi. Selain itu, menikahi seseorang yang pintar juga dapat
    membantu Anda untuk terus mendapat stimulasi tingkat tinggi.
  9. Jangan ragu untuk mengetahui hal- hal baru
    Kreativitas kerap diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengadaptasikan satu
    cara penyelesaian masalah ke masalah lain yang berbeda. Banyak sekali contoh
    kreativitas manusia yang bermula dari hal-hal kecil (namun menjadi besar), misalnya
    ide membuat pin untuk membuka kaleng minuman ringan yang berasal dari cara
    seseorang membuka kulit pisang.
  10. Belajar dari pengalaman Da Vinci
    Seperti halnya Da Vinci yang terkenal dengan ide-ide revolusionernya (dan membuatnya dijuluki sebagai pelopor jaman rennaisance), tidak ada salahnya melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, yang tujuannya adalah untuk merangsang stimulasi otak. Beberapa diantaranya misalnya melakukan juggling bola atau menulis dengan tangan kiri (atau kanan bagi Anda yang kidal).
  11. Perhatian
    Pernah mengalami lupa nama seseorang beberapa saat setelah Anda bertemu atau
    berkenalan dengannya? Masalahnya bukan pada ingatan Anda, namun lebih ke arah konsentrasi yang tercurah saat itu. Dengan bertambahnya umur, kita harus lebih sering
    mengulang-ulang informasi yang baru didapat supaya masuk ke pusat penyimpanan
    data yang terletak di dalam otak kita.
  12. Mendengarkan musik klasik
    Seorang psiolog eksperimental menemukan sebuah bukti yang mendukung adanya "Efek Mozart" -- otak yang terekspos (dalam hal ini mendengarkan) musik klasik
    (contohnya Mozart) akan dirangsang saedemikian rupa sehingga informasi yang kita
    peroleh dapat masuk lebih cepat ke dalam otak.
  13. Menjaga kebugaran badan
    Banyak yang percaya bahwa dengan berolah raga, maka kemampuan
    berpikir/mengingat juga akan semakin menguat. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
    kadar oksigen dan nutrisi yang dialirkan ke dalam otak, sehingga merangsang sel-sel
    otak untuk tumbuh lebih pesat. Meski penelitian belum membuktikan pandangan ini
    akurat, rasanya tidak ada salahnya kalau dicoba.
  14. Mencoba sesuatu yang baru
    Dalam sebuah studi yang membandingkan orang-orang yang mudah mengalami
    burnout dengan mereka yang dapat mempertahankan kreativitasnya, diketahui bahwa
    kelompok yang terakhir dapat mempertahankan penampilannya karena terus berusaha
    menambah pengetahuannya. Jadi, siapa bilang membaca itu tidak penting?
  15. Hindari hal-hal yang bisa membuat Anda tidak fokus
    Saat berada dalam situasi chaos atau berisik di mana banyak hal-hal di sekitar yang
    mampu mengganggu konsentrasi. Seandainya harus mengerjakan sesuatu yang
    penting, akan lebih baik bila Anda mampu menjauh dari lingkungan tersebut, misalnya
    dengan menyendiri di tempat sepi supaya lebih berkonsentrasi.

Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan adalah untuk tetap mengobarkan semangat (rasa cinta)
Anda terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan! Dalam sebuah penelitian yang dilakukan
seorang psikolog Belanda terhadap master dan grandmaster catur menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan tingkat kecerdasan diantara mereka. Satu-satunya yang membedakan adalah :
para grandmaster menyukai dan menghayati permainan catur. Ini menunjukkan bahwa
semangat seseorang adalah pemicu yang paling baik bagi kreativitas. Coba saja kalau tidak
percaya!




Penyesuaian Diri di 60 Hari Pertama Kerja

Sekarang ini persaingan antar perusahaan semakin ketat, dan ditambah oleh jumlah tenaga
kerja yang semakin banyak (dan berkualitas), maka seseorang dituntut untuk dapat dengan
cepat menyesuaikan diri di tempat kerja barunya. Semakin cepat akan semakin baik. Berikut
adalah strategi bagaimana anda harus bersikap selama 60 hari pertama di tempat kerja baru.
Who knows, mungkin karir anda akan melesat dan tetap berada di jalur cepat.

1. 14 hari pertama: Pengenalan rekan-rekan kerja
Untuk berhasil, diperlukan kombinasi antara performa dengan kepribadian. Supaya bisa
diterima oleh lingkungan baru, sering-seringlah menghabiskan waktu dengan rekanrekan
yang dapat memberitahu kita peraturan-peraturan informal di dalam perusahaan.
Pertama dekati mereka-mereka yang akan sering anda temui (misalnya teman satu
departemen atau dari departemen lain yang mempunyai hubungan erat dengan
pekerjaan anda), para pembuat keputusan (misalnya pimpinan proyek) dan orangorang
yang berpotensi menjadi mentor anda. jangan ragu-ragu untuk menyediakan
waktu makan siang dengan orang-orang ini. Tujuannya tak lain adalah untuk
mengetahui rule-of-the-game yang berlaku di tempat baru tersebut, misalnya apa saja
yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Dengan membangun hubungan, kepercayaan
dan informasi akan datang dengan sendirinya.
2. 30 Hari pertama : Bertemu atasan, tanyakan apakah ada kemajuan dalam
pekerjaan anda
Kebanyakan orang yang baru bekerja di tempat baru melakukan kesalahan fatal dengan
mengira atasan mereka tahu apa saja tugas yang harus anda lakukan. Hal ini
diperparah oleh ketakutan kalau-kalau tugas kita dianggap tidak dikerjakan dengan
benar. Tapi ada hal yang mungkin luput dari perkiraan kita, biar bagaimana pun atasan
pasti ingin anda sukses, karena kesuksesan anda secara tidak langsung akan berakibat
positif pada dirinya (dia juga akan mendapat pujian dari supervisornya).
3. 45 hari pertama : Tulis dan pahami deskripsi pekerjaan anda
Setelah satu setengah bulan di posisi baru, harusnya anda sudah tahu tanggung jawab
apa saja yang harus anda emban. Tulis pertanyaan-pertanyaan yang terlintas di benak
anda di atas sebuah kertas, berikut dengan daftar proyek-proyek yang telah anda
tangani. Kemudian temui atasan anda dan diskusikan hal ini dengannya, hal ini untuk
menyamakan persepsi anda berdua tentang bagaimana menyelesaikan tugas-tugas di
posisi anda yang dapat diterima oleh bos anda.
4. 60 hari pertama : Selesaikan pekerjaan dengan baik
Memang, anda harus melakukan pekerjaan yang cukup sulit untuk membuat orang lain
terkesan. Namun anda harus berhati-hati, pilih proyek pekerjaan yang masuk akal dan
bisa diselesaikan dengan tepat waktu. Sebagai contoh, jangan pilih pekerjaan di mana
hanya anda yang terlibat karena hanya memakan waktu lebih lama dan (mungkin)
tidak mendapat dukungan dari atasan anda. Ambil proyek-proyek yang melibatkan
orang lain dalam tim anda.
5. 60 hari kemudian : Penyegaran
Untuk melakukannya sebenarnya susah-susah gampang. Intinya adalah berusaha
melakukan hal yang sama (dengan semangat yang sama) sebagaimana anda bekerja di
dua bulan pertama. Kemudian buat kerangka kerja berdasarkan landasan yang telah
anda ciptakan di 60 hari pertama tersebut. Memperluas pergaulan hingga mempunyai
banyak teman dari perusahaan lain juga dapat menunjang usaha anda.
Ingatlah selalu bahwa memberikan atau menerima feedback dan mementukan posisi anda di
kantor adalah proses yang terus berlanjut, jadi jangan cepat puas!!




’Berperang’ Dengan Pekerjaan Yang Penuh Tekanan

Apakah anda sering mengalami hal-hal berikut :
mood yang berubah-ubah seperti stress atau depresi, sering bingung (atau bengong), menarik
diri dari lingkungan, mengalami masalah dengan hubungan interpersonal dengan orang lain,
kesulitan konsentrasi, dan bermasalah dengan kesehatan saat bekerja dalam penuh tekanan.
Bila jawabannya ya pada dua atau lebih dari pilihan di atas, mungkin anda saat ini berada di
ambang bahaya karena beban pekerjaan mulai membuat anda nyaris gila. Simak cara- cara di
bawah ini, mungkin salah satunya dapat anda gunakan supaya dalam pekerjaan yang penuh
pressure, anda dapat bertahan.

1. Fokus pada penyebab
Setiap orang mengalami tekanan dalam pekerjaan karena masalah yang berbeda-beda,
karena itu solusinya pun bervariasi pada setiap orangnya. Langkah pertama yang harus
anda lakukan adalah menemukan penyebab utamanya, sebenarnya bagian pekerjaan
mana yang membuat anda merasa lelah?
2. Lihat ke depan
Banyak kasus stres dalam pekerjaan disebabkan karena harapan-harapan yang tidak
realistis (bahkan mustahil) terhadap kemampuan atau pekerjaan seseorang. Karena
anda yang paling tahu tentang kemampuan anda sendiri, buatlah langkah-langkah yang
harus ditempuh untuk menyelesaikan pekerjaan, sehingga dengan begitu anda tidak
akan merasa terbebani.
3. Ciptakan keseimbangan
Buat keseimbangan antara pekerjaan, keluarga dan hobi pribadi. Kalau anda
mengutamakan karir saja, mungkin ini saatnya mengubah pola berpikir anda.
Menempatkan karir di atas segalanya hanya akan berakibat buruk dalam jangka
panjang.
4. Berbagi dengan orang lain
Saat anda mulai merasa tekanan pekerjaan , berbagi ceritalah dengan anggota
keluarga, teman, supervisor, atau orang lain yang anda percayai. Bukan hanya anda
saja yang pernah merasakan hal tersebut, dan berbagi/mendapat dukungan dengan
orang lain adalah salah satu cara paling manjur untuk mengatasinya. That way, anda
tidak akan merasa seorang diri.
5. Ambil napas
Seandainya anda mulai merasa tidak mampu lagi menahan beban kerja, cepat ambil
tindakan. Minta liburan singkat, atau habiskan akhir minggu anda di sebuah tempat
kesukaan anda. Saat itu, jangan memikirkan tentang pekerjaan sama sekali, nikmati
saja hobi anda.
6. Melakukan sesuatu yang baru
Biasanya kebosanan memainkan peranan penting dalam job fatigue. Untuk
mengatasinya, cobalah dengan mempelajari hal-hal baru dalam pekerjaan anda atau
meninjau bidang lain. Perdalam pengetahuan anda dengan membaca majalah. Jangan
ragu untuk mngetahui sesuatu yang baru, meski pada kenyataannya hal tersebut tidak
ada hubungan sama sekali dengan profesi yang anda geluti sekarang ini.
7. Minta tambahan pekerjaan
Mungkin anda mulai merasa jenuh karena sudah tidak memdapatkan tantangan lagi
dari tugas anda yang sekarang. Kalau anda memang merasakan demikian, mintalah
proyek tambahan pada atasan anda. Seandainya atasan anda tidak melakukan apaapa,
carilah proyek yang sesuai dengan minat dan kemampuan anda (tentunya setelah
mendapat persetujuan dari atasan anda).
8. Delegasikan tugas
Yang ini kebalikan dari point sebelumnya, bagaimana kalau anda mengemban tugas
yang terlalu banyak dan tidak mampu mengatasinya? Untuk itu, mulailah membagi
tugas anda kepada orang lain, dan jangan sungkan untuk menolak proyek-proyek baru
yang ditawarkan seandainya anda masih harus mengerjakan tugas lain yang masih
berjubel.

Berhadapan Dengan Rekan Kerja ’Negatif’

Orang mendemonstrasikan sikap negatifnya dengan berbagai cara, namun terkadang ada
sebagian kecil yang menunjukkannya dengan terang-terangan (bahkan cenderung destruktif).
Gak ada salahnya sih, namun hal ini sering kali membawa dampak buruk karena orang lain
akan terpengaruh oleh sikap tidak bersahabat ini. Ada beberapa strategi umum yang bisa
digunakan seandainya anda menghadapi situasi ini.

1. Akui bahwa memang ada masalah dengan tingkah laku rekan anda
Langkah pertama adalah mengetahui saat seseorang menampilkan sikap negatif di
tempat kerja. Jangan mengabaikannya apalagi bila ternyata sikap tersebut berpengaruh
pada penampilan dirinya, anda, orang lain di sekitar anda atau hubungan dengan
klien/pelanggan.
2. Apa sih penyebabnya?
Kita tahu bahwa pemikiran buruk seseorang pasti ada penyebabnya, misalnya masalah
pribadi, stres yang berhubungan dengan pekerjaan, atasan yang menyulitkan, tidak ada
kesempatan untuk mengembangkan diri dalam pekerjaan, dan lain-lain. Seandainya
anda berniat untuk menolongnya, sangat penting untuk mengetahui hal ini. Tanyakan
pertanyaan yang tidak terlalu ’vulgar’ seperti, "Kamu lagi kesal ya? Ada yang bisa
dibantu?" Perlu anda ketahui, bahwa orang yang sedang berada dalam situasi ini akan
menganggap pikiran negatifnya adalah hal yang benar, jadi sabar-sabar saja
menghadapinya.
3. Bangkitkan rasa tanggung jawab
Untuk mengubah sikap negatif seseorang dalam bekerja sangat tergantung pada orang
itu sendiri, apakah ia mau atau tidak untuk berubah. Meski memiliki hak untuk
mempunyai sikap tersebut, namun akan sangat tidak etis bila ia menunjukkannya di
tempat kerja (apalagi bila ia adalah bagian dari sebuah tim). Sebagai salah satu
anggota tim atau (mungkin) atasannya, anda perlu membantu kolega anda agar
menyadari hal ini. Ada baiknya bila anda mendiskusikan masalah ini secara pribadi
dengan rekan anda, sekaligus (secara halus) tunjukkan bahwa sikapnya akan dapat
berpengaruh jelek bagi diri dan timnya.
4. Memberikan masukan
Meski anda mempunyai pendapat bahwa si pemikir negatif harus mengubah
kelakuannya sendiri, namun tidak ada salahnya kalau anda ikut membantu sehingga
proses perubahannya dapat dipercepat. Mungkin ia sendiri tidak tahu bagaimana
bersikap lebih baik. Beritahu bahwa mungkin kelebihan-kelebihan yang dimiliki tertutupi
oleh sikap-sikap negatif yang ditunjukkannya.
5. Tanamkan sikap positif dalam diri rekan lain
Cara yang biasa digunakan di masa lalu (namun masih ampuh) : beri contoh positif
melalui tingkah laku dan sikap sehari-hari anda. Dengan memberi contoh maka anda
akan menjadi panutan bagi rekan kerja anda, dan mungkin secara perlahan sifat- sifat
buruk tersebut akan menghilang dengan sendirinya. Yang terpenting, seandainya anda
mempunyai rekan kerja yang ’sulit’, jangan pernah segan untuk memulai dialog
dengannya. Dengan demikian, anda akan terhindar dari hal-hal yang lebih buruk.

Strategi Mendapatkan Penghasilan Lebih

Sekarang ini, yang namanya kesetiaan sudah nyaris punah (terutama dalam dunia kerja). Pada
masa krisis sekarang ini perusahaan dapat dengan mudah membatalkan kontrak kerja, dan
pengurangan karyawan dalam perusahaan adalah suatu hal yang biasa. Bukti-bukti
menunjukkan bahwa mereka yang tetap dalam satu pekerjaan kenaikan upahnya lebih sedikit
dibanding mereka yang menjadi kutu ’loncat’. Jadi buat anda yang ingin mendapat penghasilan
tinggi dalam waktu relatif singkat, inilah kiat-kiatnya :

1. Gonta- ganti pekerjaan adalah sebuah strategi
Bekerja di satu perusahaan selama 10 atau 20 tahun adalah strategi lama, yang saat ini
sangat riskan untuk dilakukan. Buktinya telah banyak kasus di mana perusahaan
melakukan PHK pada karyawan, menutup divisi atau hal-hal lainnya yang dapat
membuat perusahaan tersebut meraih keuntungan atau menjadi lebih kompetitif
menghadapi persaingan.
2. Buka mata terhadap segala kemungkinan pekerjaan baru
Lakukan riset mendalam tentang perusahaan atau industri apa dalam pekerjaan anda
yang sedang booming saat ini. Amati terus perkembangan pasar dan kesempatan yang
ada. Namun selama anda masih bekerja di perusahaan anda yang sekarang, tetaplah
bersikap setia. Selesaikan pekerjaan sebaik-baiknya meski (mungkin) tak lama lagi
anda berencana untuk keluar.
3. Berhenti saat di puncak
Bila anda keluar dari pekerjaan, pastikan bahwa hal tersebut dilakukan bukan karena
pekerjaan anda mulai kacau atau anda bermasalah dengan atasan. Berhenti saat masih
di atas akan membuat nilai anda di tempat anda hendak melamar lebih tinggi.
4. Hargai diri sendiri dengan nilai tinggi
Posisikan diri anda sebagaimana perusahaan yang sedang berusaha
menciptakan/memasarkan sebuah produk baru. Tanyakan diri anda apa yang harus
anda lakukan supaya berada dalam posisi menguntungkan (yang ujung-ujungnya
adalah meraih kesuksesan di masa depan). Jangan menunggu sampai pasar yang
datang pada anda.
5. Buat rencana kecil sebelum interview
Jangan presentasikan diri anda dengan cara konvensional, tunjukkan pada mereka apa
dan bagaimana anda dapat berperan. Pendekatan ini dengan jelas akan membedakan
anda dari para kandidat lain.
6. Perlakukan dirimu dan usaha kecil tersebut dengan semangat tinggi
Lupakan penghargaan-penghargaan yang pernah anda dapat di pekerjaan sebelumnya,
saatnya anda berjuang lagi untuk mendapatkan pujian-pujian berikutnya. Simpan
pertanyaan "kompensasi apa yang akan diberikan pada perusahaan kepada saya",
setidaknya sampai akhir wawancara.

Tetap Optimis Saat Mencari Pekerjaan

Siapa bilang mencari pekerjaan itu gampang? Rasanya kalimat itu sering sekali diucapkan oleh
semua orang dengan merujuk pada kenyataan yang ada sekarang ini. Namun tahukah anda
bahwa rasa frustrasi menunggu datangnya panggilan itu jauh lebih menyiksa? Hal itu
dikarenakan ketidakpastian yang melanda, yang membuat perasaan jadi tidak karuan. Memang
banyak orang yang memilih untuk bersikap masa bodoh dan cuek, namun berapa lama sih hal
itu bisa bertahan, apalagi kalau panggilan itu tidak kunjung datang?
Jangan remehkan rasa frustrasi ini, karena efeknya bisa panjang. Bisa-bisa saat anda benarbenar
mendapat panggilan, lamaran anda ditolak hanya karena pembawaan atau raut muka
anda yang kusut sebagai efek lanjutan dari rasa kesal tersebut. Mempertahankan keyakinan dan
motivasi memang sangat vital dalam fase ini, namun dengan kiat-kiat berikut, pertahankan
pemikiran positif anda.

1. Rajin- rajinlah ngobrol dengan teman
Akan lebih baik bila dalam situasi sulit seperti ini, anda mempunyai seorang teman
sebagai tempat curhat. Ingat-ingatlah saran-saran yang diberikannya, siapa tahu
bermanfaat bagi anda. Atur waktu teratur untuk bertemu dan berdiskusi, semakin
banyak masukan yang diberikan semakin baik bagi anda.
2. Buat catatan
Tetaplah hidup teratur dengan menyimpan catatan-catatan tentang nomor telepon atau
kapan dan kemana saja kita mengirim lamaran pekerjaan. Dengan mencatat hal- hal
kecil namun penting tersebut, akan lebih mudah saat melakukan follow-up.
3. Bagi waktu dengan baik
Atur dan tentukan berapa lama waktu yang akan dihabiskan untuk membuat surat
lamaran yang akan dikirimkan, melakukan riset pasar melalui website atau hal- hal lain
yang menyangkut lamaran pekerjaan. Dengan begitu, kita tidak berharap terlalu
banyak atau merasa kecewa saat tidak mampu menyelesaikan apa yang telah
ditargetkan tepat pada waktunya.
4. Tentukan tujuan
Motivasi adalah hal yang paling penting dalam mempertahankan harapan dan tidak
putus asa, jadi jangan buat target yang terlalu muluk-muluk. Tetaplah realistis dan
berusahalah untuk dapat konsisten menjalankannya. Sebagai contoh, jangan sampai
anda berencana untuk melakukan puluhan kali telepon dalam satu hari -- anda hanya
akan menjadi depresi bila target tersebut tidak tercapai.
5. Perkuat keyakinan diri
jangan biarkan diri anda larut dalam frustrasi berkepanjangan! Bila anda memerlukan
peralatan kosmetik baru (parfum atau lipstick misalnya), makan dessert yang enak,
atau melakukan massage hanya supaya anda merasa lebih baik, lakukan saja. Lakukan
apapun yang bisa membuat perasaan anda lebih baik, sejauh hal itu tidak merugikan
diri sendiri atau orang lain. Dengan begitu, saat dipanggil untuk wawancara anda dapat
tampil lebih percaya diri dan tenang.
6. Kumpul dengan teman-teman
Sediakan waktu misalnya sekali dalam seminggu atau sebulan untuk berkumpul dengan
teman-teman anda (yang mungkin senasib), tanya perkembangan masing-masing
termasuk menjelaskan tentang perkembangan anda sendiri. Usahakan agar suasana
berlangsung santai dan tidak mengeluarkan banyak uang. Ingatlah bahwa tidak ada
orang yang berusaha mencari lowongan selama 24 jam, jadi tetaplah bergaul!

Dijauhi Rekan-Rekan Kerja

Meskipun rasanya ingin meledak, namun alangkah bijaksananya bila Anda tidak
melakukan hal tersebut. Sebelum emosi lepas kendali, ingat bahwa hal tersebut akan
mempengaruhi citra Anda di mata rekan kerja. Jangan-jangan mereka berpendapat,
"Ah, Si A (Anda) sih orangnya gampang marah, dimintai tolong sedikit aja gak mau."
Kenyataan membuktikan bahwa terkadang kita harus ''menuntun'' seseorang
bagaimana supaya mereka memperlakukan kita seperti yang kita inginkan. Salah
satunya adalah dengan sesekali membiarkannya ’memanfaatkan’ Anda. Dengan
menyimak tips berikut, hindari bentrokan yang berbuntut persaingan tidak sehat
dengan rekan kerja Anda.

1. Jaga emosi
Daripada memberitahu seeseorang dengan kalimat "Saya kan tidak bisa melakukan
semuanya!" utarakan apa yang bisa Anda lakukan. Dengan begitu Anda bisa
memberikan pengertian pada rekan kerja, dan membuatnya paham akan kesulitan.
2. Gunakan kata "Saya’
Satu kata yang hampir pasti membuat seseorang menjadi defensif dan membela diri
dari tuduhan adalah"kamu". Komunikasi dua pihak langsung berhenti karena lawan
bicara malah sibuk merencanakan strategi pembelaan diri dibandingkan mendengar
penjelasan. Jadi untuk menghindarinya, tidak ada salahnya mulai berkata, "Sebenarnya
saya ingin membantu, namun pekerjaan saya hari ini benar-benar sangat banyak.
Bagaimana kalau rekan lain saja, kebetulan si A sangat ahli mengerjakan pekerjaan
tersebut."
3. Hindari sindiran dan sarkasme
Menyindir seseorang dengan komentar-komentar yang kasar atau bersifat sarkastik
cuma akan membuat kita merasa puas sesaat. Namun berikutnya, efek jangka panjang
yaitu membuat situasi menjadi tambah buruk harus Anda terima yang pasti akan
sangat menyusahkan. Sebisa mungkin hindari deh hal yang satu ini.
4. Jangan potong pembicaraan orang lain
Memotong pembicaraan orang lain bukan hanya merupakan kebiasaan yang tidak
sopan dan sangat mengganggu, namun hal tersebut juga bisa memberikan efek
berlawanan dari apa yang ingin kita dapatkan dari seseorang. Saat memotong
pembicaraan, kita mungkin berpikir untuk tujuan baik yaitu mempersingkat
pembicaraan sekaligus (mungkin) menjelaskan. Namun kenyataannya, malah bisa jadi
orang yang disela tersebut jadi sebal terhadap tingkah Anda.
5. Ajukan pertanyaan sebagai klarifikasi, bukan untuk menuduh
Jangan memulai pertanyaan dengan kata "Kenapa?" karena itu hanya akan membuat
seseorang merasa dihakimi dan kemudian mereka akan melakukan aksi defensif.
Gunakan kata seperti "Siapa," "Apa," "Kapan," "Di mana" atau "Bagaimana" untuk
membuka kalimat pertanyaan yang ingin Anda ajukan.
Rasanya bila Anda mampu menampilkan sisi diri yang asertif, bicara berdasarkan fakta serta
sopan, rekan-rekan kerja akan hormat dan segan. Selain itu ada keuntungan ektra : kalau Anda
bisa diandalkan dan mempunyai hubungan baik dengan semua orang, siapa tahu ada
kesempatan peningkatan karir tanpa diduga-duga. Selamat berkarya!

Mengatasi Gangguan Saat Kerja

Dalam sebuah kesempatan, pengarang buku terkenal John Naisbitt mengemukakan konsep
’high-tech/high- touch’. Dikatakannya bahwa semakin banyak seseorang terlibat aktivitas yang
bersifat high-tech (misalnya bekerja berjam-jam sendirian di depan komputer), maka semakin
banyak dibutuhkan interaksi yang bersifat high-touch. Kata high-touch di sini bukan
dimaksudkan sebagai arti yang harafiah -- Anda tidak perlu sampai memeluk rekan kerja
setelah seharian di depan komputer, tapi mungkin lebih ke arah pembicaraan yang
menyenangkan dan dapat membantu menghilangkan kejenuhan.

Berapa lama seseorang dapat bekerja di depan komputer sebelum akhirnya membutuhkan
waktu jeda untuk berinteraksi dengan orang lain sangat bervariasi, tergantung pada kepribadian
masing-masing orang dan keadaan. Waktu yang dibutuhkan mungkin selama satu jam, satu
hari penuh atau bahkan lebih lama lagi. Kebutuhan untuk menyeimbangkan hidup kita dengan
interaksi yang bersifat high-touch akan semakin meningkat seiring dengan semakin dalamnya
keterlibatan tehnologi dalam pekerjaan kita. Dengan memahami apa yang kita butuhkan, kita
akan mampu menyelesaikan dua hal : pekerjaan dan tidak tertinggal gosip/berita terkini
tentang perkembangan dunia sekitar.
1. Cermati jam biologis Anda
Perhatikan bila anda mulai merasa mendapat tanda-tanda berikut : leher kaku, mata
mulai mengalami keletihan, sakit kepala atau punggung terasa pegal. Gejala-gejala
tersebut bisa jadi timbul karena kejenuhan berada di depan komputer dalam waktu
lama. Untuk mengatasinya, lemaskan kaki dengan berjalan mengelilingi ruangan kerja
atau ke ruang rekan anda, atau sekedar untuk berbincang-bincang dengan temanteman
sejawat.
2. Ukur berapa kadar keseimbangan high-tech dan high-touch yang Anda miliki
Seandainya Anda berencana untuk bekerja seharian di depan komputer, rencanakan
untuk menghabiskan waktu istirahat anda dengan berinteraksi (entah dengan rekan
ataupun atasan tempat bekerja). Catat kegiatan tersebut selama beberapa waktu, dan
cari waktu rata-rata berapa lama Anda dapat tahan bekerja sebelum beristirahat.
Tentukan berapa lama waktu istirahat yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
high-touch, dan patuhi aturan yang telah Anda buat tersebut.
3. Jujur dan bersikap asertif dengan para pengganggu yang kronis atau bersikap
seenaknya
Saat Anda mulai merasa kerja terganggu karena pembicaraan teman-teman yang
seolah tak ada ujungnya, utarakan secara langsung (lakukan dengan halus dan sopan).
Jangan berharap mereka dapat membaca pikiran atau bahasa tubuh yang Anda
tampilkan.
4. Sadar bahwa ’gangguan’ yang dilakukan oleh rekan Anda mungkin adalah
salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan high-touch mereka
Bila Anda maka akan lebih sabar menghadapi para pengganggu, namun Anda sendiri
harus mendahulukan apa yang telah menjadi komitmen sejak awal. Jangan biarkan
pekerjaan terbengkalai hanya karena Anda dapat memahami kenapa rekan kerja
bertindak seperti itu. Namun sekali lagi, itu bukan berarti Anda akan membiarkannya
mengganggu pekerjaan yang sedang Anda tunda. Beranikan diri Anda untuk menyela
pembicaraan seandainya merasa bahwa pembicaraan tersebut akan memakan waktu
lama, sedangkan Anda sudah harus kembali ke pekerjaan yang sedang dikerjakan.

To The Point Dalam Mengutarakan Pendapat

Betapa menyebalkan berhadapan dengan orang yang bicara berputar-putar atau tidak langsung
pada point yang dimaksud. Apakah Anda pernah menemui orang dengan tipe seperti itu, atau
lebih parah lagi, apakah Anda termasuk orang yang memiliki tipe seperti itu? Hati- hati lho, sifat
yang satu ini bisa membuat orang menjauh dari Anda, dan dapat menghambat karir dan
pekerjaan. Untuk menghindari kecenderungan ini, simak kiat- kiat berikut.

1. Mengulang hanya kalau dibutuhkan
Jangan mengulang-ulang komentar atau pendapat yang Anda sampaikan kecuali bila
lawan bicara tidak mendengar atau menunjukkan gelagat tidak mengerti. Setelah
mengulang, lanjutkan pembicaraan.
2. Jangan utarakan pendapat yang telah diutarakan sebelumnya
Ungkapkan ide-ide atau pemikiran baru dalam diskusi dan jangan mengulang apa yang
telah disampaikan oleh orang lain. Rasanya tidak ada orang yang ingin mendengarkan
hal yang sama diulang-ulang kembali.
3. Hindari kebiasaan membumbui/menambahkan kata-kata
Lontarkan komentar/pendapat dengan kalimat sesederhana mungkin namun tepat
dalam mengekspresikan maksud. Dalam kursus menulis, kita diajarkan untuk mengedit
kata-kata yang ingin ditulis supaya lebih sigkat dan mudah dimengerti. Tidak ada
salahnya bila Anda menerapkan konsep yang sama dalam percakapan/komunikasi
verbal.
4. Ritme bicara
Cepat-lambatnya seseorang berbicara mempengaruhi apakah orang lain dapat mengerti
atau tidak apa yang hendak disampaikan. Kalau berbicara terlalu cepat, bisa-bisa apa
yang hendak Anda sampaikan malah tidak jelas. Sebaliknya, hindari berbicara dengan
ritme yang terlalu pelan/lambat, sehingga lawan bicara mampu menyela pembicaraan
dengan mengutarakan apa yang ingin Anda sampaikan.
5. Hindari lelucon
Jangan berusaha membuat lelucon-lelucon yang mungkin ditujukan untuk membuat
rekan tersenyum namun malah berakibat sebaliknya. Meski Anda mungkin berpikir diri
Anda adalah komedian terkenal yang mampu mengocok perut orang lain, tapi janganjangan
lawan bicara malah berpikir bahwa Anda menghabiskan waktunya dengan
melontarkan lelucon-lelucon yang sama sekali tidak lucu. Hal ini sangat fatal terutama
dalam meeting.
6. Diam kalau gugup
Hindari kata-kata seperti "uh," "yah, begitulah," "um," dan "eh," yang biasanya
digunakan saat kita gugup atau kehabisan kata-kata. Lebih baik diam saat Anda tidak
tahu apa yang ingin dikatakan daripada menggunakan kata-kata yang malah membuat
orang mempertenyakan kapasitas
7. Bicarakan topik yang dimengerti oleh semuanya
Jangan mendiskusikan hal-hal yang tidak relevan (dalam hal ini hal-hal yang bersifat
pribadi) yang mungkin hanya dimengerti oleh Anda berdua namun tidak dimengerti
oleh rekan-rekan lain yang ada disitu. Bila Anda ingin membicarakan hal yang sifatnya
pribadi, lakukan nanti.
8. Dahulukan kepentingan tim
Dalam diskusi, ajukan pertanyaan yang relevan dengan keberhasilan/kemajuan tim,
bukannya tentang prestasi diri sendiri. Seandainya mempunyai pertanyaan yang
berkaitan dengan diri Anda (misalnya performa di tempat kerja), sampaikan setelah
rapat selesai.

Memancing Kreativitas

Berapa kali Anda merasa otak tiba-tiba kosong dan tidak tahu harus melakukan apa, yang
sialnya selalu terjadi saat Anda dikejar deadline laporan yang harus diberikan pada atasan?
Bukan hanya itu, Anda tidak bisa menulis apa-apa karena tidak ada bayangan apa yang harus
ditulis, sehingga hanya mampu menatap kertas kosong dengan perasaan tak berdaya. Ups,
jangan panik dulu. Ini kukan pertanda Anda mulai pikun (dan percaya deh, Anda tidak
mengidap penyakit Alzheimer yang menyerang secara mendadak). Bisa jadi, hal ini disebabkan
karena Anda harus mulai menyesuaikan diri dengan keadaan baru tersebut.

Jadi bagi Anda yang mungkin saat ini sedang pusing karena terlalu sibuk, istirahat dulu sebentar
dan simak artikel berikut. Siapa tahu akan membantu.
1. Lakukan pada waktu yang tepat
Kebanyakan orang yang telah berumur berpikir lebih jernih pada pagi hari; sedangkan
mereka yang lebih muda, pada siang hari. Temukan kapan waktu Anda yang tepat, dan
selesaikan masalah-masalah yang memerlukan pemikiran di waktu-waktu tersebut.
2. Pendidikan tinggi -- namun jangan terlalu berlebihan
Pendidikan sekolah memiliki pengaruh besar dalam memupuk kreativitas seseorang
terutama pada masa-masa akhir kuliah, namun penaruh tersebut mulai menurun
setelah lulus. Pendidikan memang sangat penting, namun hal itu tidak menjamin
kesuksesan Anda di bidang tersebut (alias banyak hal-hal lain yang harus diperhatikan).
3. Mengikuti nasehat Konfusius
salah satu petunjuk mengingat yang selalu digunakan oleh para ahli yang melakukan
penelitian tentang ingatan : Supaya tidak lupa bila ada hal penting, tulis di secarik
kertas. Sebagaimana kata pepatah Cina, tulisan yang tintanya tidak jelas bertahan lebih
lama daripada ingatan paling kuat sekalipun.
4. Tampil bersemangat dengan doping
Penelitian menunjukkan kadar kafein dalam secangkir kopi dapat membantu kita
berkonsentrasi terhadap sesuatu hal dengan lebih baik. Namun bagi Anda yang rentan
atau mudah terkena depresi, sebaiknya jauhkan diri dari sentuhan kopi karena akan
berakibat buruk bagi sel-sel otak.
5. Hubungkan hal baru dengan yang lama
Dengan menghubungkan informasi atau hal-hal baru dengan apa yang telah Anda
ketahui, percaya deh, akan lebih mudah untuk mengingatnya kembali.
6. Berlatih terus
Belajar dan melatih kemampuan yang baru didapat dengan berulang-ulang akan
mengubah organisasi internal otak, yang pada akhirnya akan sangat membantu dalam
melakukan proses mengingat. Jadi kuncinya adalah berlatih, berlatih, dan berlatih.
7. Beri kesempatan pada ide- ide baru
Kebanyakan dari kita memperoleh kelebihan kemampuan yang dengan cepat
menyaring fakta yang ada dan dengan cepat pula memutuskan "ya-atau- tidak".
Kreativitas memerlukan lebih banyak waktu senggang atau pendekatan yang lebih
santai -- yaitu dengan memberikan ruang bagi ide- ide gila Anda.
8. Pilih profesi yang menghadirkan tantangan bagi otak dan pasangan yang
cerdas
Orang-orang yang berkarir di bidang yang memerlukan tingkat konsentrasi atau
penggunaan intelegensi tinggi besar kemungkinannya untuk dapat mempertahankan
kognisinya di level tertinggi. Selain itu, menikahi seseorang yang pintar juga dapat
membantu Anda untuk terus mendapat stimulasi tingkat tinggi.
9. Jangan ragu untuk mengetahui hal- hal baru
Kreativitas kerap diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengadaptasikan satu
cara penyelesaian masalah ke masalah lain yang berbeda. Banyak sekali contoh
kreativitas manusia yang bermula dari hal-hal kecil (namun menjadi besar), misalnya
ide membuat pin untuk membuka kaleng minuman ringan yang berasal dari cara
seseorang membuka kulit pisang.
10. Belajar dari pengalaman Da Vinci
Seperti halnya Da Vinci yang terkenal dengan ide-ide revolusionernya (dan
membuatnya dijuluki sebagai pelopor jaman rennaisance), tidak ada salahnya
melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, yang tujuannya adalah
untuk merangsang stimulasi otak. Beberapa diantaranya misalnya melakukan juggling
bola atau menulis dengan tangan kiri (atau kanan bagi Anda yang kidal).
11. Perhatian
Pernah mengalami lupa nama seseorang beberapa saat setelah Anda bertemu atau
berkenalan dengannya? Masalahnya bukan pada ingatan Anda, namun lebih ke arahkonsentrasi yang tercurah saat itu. Dengan bertambahnya umur, kita harus lebih sering
mengulang-ulang informasi yang baru didapat supaya masuk ke pusat penyimpanan
data yang terletak di dalam otak kita.
12. Mendengarkan musik klasik
Seorang psiolog eksperimental menemukan sebuah bukti yang mendukung adanya
"Efek Mozart" -- otak yang terekspos (dalam hal ini mendengarkan) musik klasik
(contohnya Mozart) akan dirangsang saedemikian rupa sehingga informasi yang kita
peroleh dapat masuk lebih cepat ke dalam otak.
13. Menjaga kebugaran badan
Banyak yang percaya bahwa dengan berolah raga, maka kemampuan
berpikir/mengingat juga akan semakin menguat. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
kadar oksigen dan nutrisi yang dialirkan ke dalam otak, sehingga merangsang sel- sel
otak untuk tumbuh lebih pesat. Meski penelitian belum membuktikan pandangan ini
akurat, rasanya tidak ada salahnya kalau dicoba.
14. Mencoba sesuatu yang baru
Dalam sebuah studi yang membandingkan orang-orang yang mudah mengalami
burnout dengan mereka yang dapat mempertahankan kreativitasnya, diketahui bahwa
kelompok yang terakhir dapat mempertahankan penampilannya karena terus berusaha
menambah pengetahuannya. Jadi, siapa bilang membaca itu tidak penting?
15. Hindari hal-hal yang bisa membuat Anda tidak fokus
Saat berada dalam situasi chaos atau berisik di mana banyak hal-hal di sekitar yang
mampu mengganggu konsentrasi. Seandainya harus mengerjakan sesuatu yang
penting, akan lebih baik bila Anda mampu menjauh dari lingkungan tersebut, misalnya
dengan menyendiri di tempat sepi supaya lebih berkonsentrasi.
Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan adalah untuk tetap mengobarkan semangat (rasa cinta)
Anda terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan! Dalam sebuah penelitian yang dilakukan
seorang psikolog Belanda terhadap master dan grandmaster catur menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan tingkat kecerdasan diantara mereka. Satu-satunya yang membedakan adalah :
para grandmaster menyukai dan menghayati permainan catur. Ini menunjukkan bahwa
semangat seseorang adalah pemicu yang paling baik bagi kreativitas. Coba saja kalau tidak
percaya!

Mengundurkan Diri dengan Elegan

Hari yang telah Anda tunggu-tunggu itu akhirnya tiba juga. Akhirnya Anda dapat keluar dari
pekerjaan yang selama ini sangat Anda benci. Dalam atmosfir yang dipenuhi kebencian
terhadap atasan, pekerjaan Anda atau malah kedua-duanya, pasti ada keinginan dalam diri
Anda untuk mewujudkan fantasi yang selama ini telah direncanakan : memberitahu atasan
Anda bagaimana tidak becusnya ia dalam mengatur bawahan, membocorkan pada rekan-rekan
kerja tentang siapa-siapa saja yang pernah membicarakan mereka dan apa saja yang pernah
dibicarakan, atau mengambil persediaan kertas folio di gudang untuk dibawa pulang. Anda
mungkin berpikir : toh saya juga akan segera keluar dari tempat itu, jadi nggak ada salahnya
kan memanfaatkan kesempatan itu?

Salah besar. Cara Anda mengundurkan diri secara tidak langsung akan mempengaruhi karir
Anda di masa depan. Tahan amarah Anda dan jangan berusaha membalas, tapi keluarlah dari
pekerjaan tersebut dengan keprofesionalan yang masih terjaga. Berikut adalah hal-hal yang
harus dipertimbangkan.
1. Berpikir jangka panjang
Jangan sampai Anda mengeluarkan komentar-komentar yang menjelek-jelekkan atasan
atau rekan kerja di tempat lama. Meski dorongan tersebut sangat kuat (dan sangat
menyenangkan bila bisa melakukannya), perlu diingat bahwa apa yang telah diucapkan
tidak dapat ditarik kembali. Kata-kata tersebut (seandainya terdengar oleh orang lain)
akan selalu teringat dan mungkin suatu saat akan sampai ke orang yang Anda jelekjelekkan.
Selain Anda masih membutuhkan tempat kerja lama sebagai referensi, masih
ada kemungkinan Anda akan bertemu dengan rekan kerja baru yang memiliki
hubungan dengan kantor lama -- baik sebagai klien, supervisor, atau (yang lebih parah
lagi) teman dekat dari salah seorang rekan kerja Anda di tempat lama.
2. Berpikir rasional
Berhenti kerja dapat menjadi pengalaman bernuansa penuh emosi baik bagi Anda
maupun atasan (yang mungkin selama ini memperlakukan Anda dengan semenamena).
Atasan mungkin akan merasa kaget, marah atau melakukan pembelaan diri
(dan menganggap kesalahan sepenuhnya ada di tangan Anda). Meski ketegangan
mungkin terjadi, tahan emosi dan tetaplah berlaku sebagai seorang profesional. Dengan
berhenti, Anda sebenarnya telah berhasil membalas perlakuannya. Bayangkan, berapa
lama yang akan dibutuhkan untuk mencari sampai melatih orang baru hingga dapat
benar-benar mengisi posisi Anda?
3. Berpikir ke depan
Buat surat dengan singkat, to the point dan mencantumkan tanggal kapan Anda akan
efektif berhenti bekerja. Jangan mengirim melalui email, tapi langsung datangi
staf/orang yang berkepentingan dan serahkan surat tersebut. Berhati-hatilah sebab
mungkin saja begitu menyerahkan surat pengunduran diri, Anda akan langsung disuruh
membereskan meja Anda dan digelandang keluar kantor. Oleh karena itu sangatlah
penting mengemasi barang-barang Anda beberapa hari sebelum (misalnya seminggu)
sebelum berhenti. Kumpulkan barang-barang yang mungkin dapat berguna suatu hari
misalnya alamat email, kartu-kartu nama dari klien, rekan kerja atau supervisor, atau
informasi yang Anda butuhkan mengenai proyek yang sedang Anda kerjakan. Sebab
begitu Anda menginggalkan kantor untuk terakhir kalinya, barang-barang tersebut
tidak bisa diambil lagi.
4. Berpikir positif
Seandainya dulu pekerjaan lama Anda diwarnai masa-masa sulit (dan menyebalkan),
mungkin akan sedikit sulit untuk tidak berkomentar/bercerita mengenai masa-masa
tersebut. Namun membawa beban (dan kekesalan) lama ke pekerjaan baru hanya akan
merusak reputasi Anda. Atasan atau rekan baru Anda pastinya tidak ingin
mendengarkan keluhan mengenai pekerjaan lama Anda. Lupakan deh mimpi buruk
Anda yang dulu, lagipula toh sekarang sudah ada pekerjaan baru. Hadapi masa-masa
transisi tersebut dengan seprofesional mungkin dan songsonglah kesempatan emas di
pekerjaan baru yang ada di depan Anda.